Senin, 17 Oktober 2016

Cara budidaya apel


SYARAT TUMBUH

IKLIM

Curah hujan yang ideal adalah 1000-2600 mm/tahun dengan hari hujan 110-150 hari/tahun. Dalam setahun jumlah bulan basah adalah 6-7 bulan dan 3-4 bulan bulan kering. Curah hujan tinggi selama berbunga akan menyebabkan bunga jatuh sehingga tidak dapat buah.

Tanaman apel membutuhkan cahaya matahari yang cukup antara 50-60% setiap harinya, terutama pada saat pembungaan.
Suhu yang sesuai berkisar antara 16-27 derajat C.
Kelembaban udara yang dikehendaki tanaman apel sekitar 75-85%.

MEDIA TANAM
Tanaman apel tumbuh baik di tanah yang bersolum dalam, memiliki lapisan yang tinggi organik, dan struktur tanah remah dan gembur, memiliki aerasi, penyerapan air, dan porositas yang baik, sehingga pertukaran oksigen, gerakan nutrisi dan kemampuan penyimpanan air dapat optimal.
Tanah yang cocok adalah Latosol, Andosol dan Regosol.
Derajat keasaman tanah (pH) yang cocok untuk tanaman apel adalah 6-7 dan kandungan air tanah yang dibutuhkan adalah air tersedia.
Dalam pertumbuhannya tanaman apel membutuhkan kandungan air tanah yang cukup.
Kelerengan yang terlalu tajam akan menyulitkan perawatan tanaman, sehingga bila masih memungkinkan dibuat terasering maka tanah masih layak ditanami.
Ketinggian Tempat Tanaman apel dapat tumbuh dan berbuah baik pada ketinggian 700-1200 m dpl. dengan ketinggian optimal 1000-1200 m dpl.
PEDOMAN DALAM BUDIDAYA APEL

PEMBIBITAN

Apel perbanyakan tanaman vegetatif dan generatif dilakukan. Propagasi dan kebaikan bersama adalah perbanyakan vegetatif, untuk propagasi generatif memakan waktu dan sering menghasilkan bibit yang menyimpang dari induknya. Generatif perbanyakan dengan biji, sedangkan perbanyakan vegetatif dilakukan dengan okulasi atau (budding), sambungan (grafting) dan stek.

PERSYARATAN BENIH

Syarat batang bawah: merupakan apel liar, perakaran luas dan kuat, bentuk pohon kokoh, mempunyai daya adaptasi tinggi. Sedangkan syarat mata tunas adalah berasal dari batang tanaman apel yang sehat dan memilki sifat-sifat unggul.

PENYIAPAN BENIH
Penyiapan benih dilakukan dengan cara perbanyakan batang bawah dilakukan langkah-langkah sebagai berikut:

ANAKAN/SIWILAN

Ciri anakan yang diambil adalah tinggi 30 cm, diameter 0,5 cm dan kulit batang kecoklatan.
Anakan diambil dari pangkal batang bawah tanaman produktif dengan cara menggali tanah disekitar pohon, lalu anakan dicabut beserta akarnya secara berlahan-lahan dan hati-hati.
Setelah anakan dicabut, anakan dirompes dan cabang-cabang dipotong, lalu ditanam pada bedengan selebar 60 cm dengan kedalaman parit 40 cm.
RUNDUKAN (LAYERING)

Bibit hasil rundukan dapat diperoleh dua cara yaitu :

Anakan pohon induk apel liar: anakan yang agak panjang direbahkan melekat tanah, kemudian cabang dijepit kayu dan ditimbun tanah;penimbunan dilakukan tiap 2 mata; bila sudah cukup kuat, tunas dapat dipisahkan dengan cara memotong cabangnya.
Perundukan tempelan batang bawah: dilakukan pada waktu tempelan dibuka (2 minggu) yaitu dengan memotong 2/3 bagianpenampang batang bawah, sekitar 2 cm diatas tempelan; bagian atas keratan dibenamkan dalam tanah kemudian ditekuk lagi keatas. Pada tekukan diberi penjepit kayu atau bambu.
Setelah rundukan berumur sekitar 4 bulan, dilakukan pemisahan bakal bibit dengan cara memotong miring batang tersebut dibawah keratan atau tekukan. Bekas luka diolesi defolatan.

STEK

Stek apel liar berukuran panjang 15-20 cm ( diameter seragam dan lurus), sebelum ditanam bagian bawah stek dicelupkan ke larutan Roton F untuk merangsang pertumbuhan akar. Jarak penanaman 30 x 25 cm, tiap bedengan ditanami dua baris. Stek siap diokulasi pada umur 5 bulan, diameter batang ± 1 cm dan perakaran cukup cukup kuat.

TEKNIK PEMBIBITAN

PENEMPELAN

Pilih batang bawah yang memenuhi syarat yaitu telah berumur 5 bulan, diameter batang ± 1 cm dan kulit batangnya mudah dikelupas dari kayu.
Ambil mata tempel dari cabang atau batang sehat yang berasal dari pohon apel varietas unggul yang telah terbukti keunggulannya. Caranya adalah dengan menyayat mata tempel beserta kayunya sepanjang 2,5-5 cm (Matanya ditengah-tengah).
Kemudian lapisan kayu dibuang dengan hati-hati agar matanya tidak rusak, Buat lidah kulit batang yang terbuka pada batang bawah setinggi ± 20 cm dari pangkal batang dengan ukuran yang disesuaikan dengan mata tempel. Lidah tersebut diungkit dari kayunya dan dipotong setengahnya.
Masukkan mata tempel ke dalam lidah batang bawah sehingga menempel dengan baik. Ikat tempelan dengan pita plastik putih pada seluruh bagian tempelan.
Setelah 2-3 minggu, ikatan tempelan dapat dibuka dan semprot/ kompres dengan ZPT. Tempelan yang jadi mempunyai tanda mata tempel berwarna hijau segar dan melekat.

Pada okulasi yang jadi, kerat batang sekitar 2 cm diatas okulasi dengan posisi milintang sedikit condong keatas sedalam 2/3 bagian penampang. Tujuannya untuk mengkonsentrasikan pertumbuhan sehingga memacu pertumbuhan mata tunas.

PENYAMBUNGAN

Batang atas (entres) berupa cabang (pucuk cabang lateral).
Batang bawah dipotong pada ketinggian ± 20 cm dari leher akar.
Potong pucuknya dan belah bagian tengah batang bawah denngan panjang 2-5 cm.
Cabang entres dippotong sepanjang ± 15 cm (± 3 mata), daunnya dibuang, lalu pangkal batang atas diiris berbentuk baji. Panjang irisan sama dengan panjang belahan batang bawah.
Batang atas disisipkan ke belahan batang bawah, sehingga kambium keduanya bisa bertemu.
Ikat sambungan dengan tali plastik serapat mungkin.
Kerudungi setiap sambungan dengan kantung plastik. Setelah berumur 2-3 minggu, kerudung plastik dapat dibuka untuk melihat keberhasilan sambungan.
PEMELIHARAAN PEMBIBITAN

Pemeliharaan batang bawah meliputi :

Pemupukan : dilakukan 1-2 bulan sekali dengan urea dan TSP masing-masing 5 gram per tanaman ditugalkan (disebar mengelilingi) di sekitar tanaman.
Penyiangan : waktu penyiangan tergantung pada pertumbuhan gulma.
Pengairan : satu minggu sekali (bila tidak ada hujan)
Pemberantasan hama dan penyakit : disemprotkan pestisida 2 kali tiap bulan dengan memperhatikan gejala serangan. Fungisida yang digunakan adalah Antracol atau Dithane, sedangkan insektisida adalah Supracide atau Decis. Bersama dengan ini dapat pula diberikan pupuk daun, ditambah perekat Agristic.

PEMINDAHAN BIBIT

Bibit okulasi grafting (penempelan dan sambungan) dapat dipindahkan ke lapang pada umur minimal 6 bulan setelah okulasi, dipotong hingga tingginya 80-100 cm dan daunnya dirompes.

PENGOLAHAN MEDIA TANAM

PERSIAPAN

Persiapan yang diperlukan adalah persiapan pengolahan tanah dan pelaksanaan survai. Tujuannya untuk mengetahui jenis tanaman, kemiringan tanah, keadaan tanah, menentukan kebutuhan tenaga kerja, bahan paralatan dan biaya yang diperlukan.

PEMBUKAAN LAHAN

Tanah diolah dengan cara mencangkul tanah sekaligus membersihkan sisa-sisa tanaman yang masih tertinggal

PEMBENTUKAN BEDENGAN
Pada tanaman apel bedeng hampir tidak diperlukan, tetapi hanya peninggian alur penanaman.

PENGAPURAN
Pengapuran bertujuan untuk menjaga keseimbangan pH tanah. Pengapuran hanya dilakukan apabila ph tanah kurang dari 6.

PEMUPUKAN
Pupuk yang diberikan pada pengolahan lahan adalah Pupuk kandang sebanyak 20 kg per lubang tanam yang dicampur merata dengan tanah, setelah itu dibiarkan selama 2 minggu.

TEKNIK PENANAMAN

PENENTUAN POLA TANAM

Tanaman apel dapat dibudidaya di sistem monokultur atau intercroping. Intercroping hanya dapat dilakukan jika tanah tersebut tidak tercakup editorial daun atau sebelum 2 tahun. Tapi pada saat ini, setelah beberapa penelitian intercroping tanaman apel dapat dilakukan dengan tanaman yang berhabitat rendah, seperti paprika, bawang dan lain-lain.

Tanaman apel tidak bisa ditanam pada jarak yang terlalu ketat karena akan menjadi sangat tebal yang akan menyebabkan kelembaban tinggi, kurangnya sirkulasi udara, sinar matahari pertumbuhan terhambat dan meningkatkan penyakit.

Jarak ideal untuk tumbuh varietas apel yang menggantung. Untuk varietas Manalagi dan Price Moble adalah 3-3,5 x 3,5 m, sedangkan varietas Roma Kecantikan dan Anna dapat lebih pendek, yaitu 2-3 x 2,5-3 m.

Pembuatan Lubang Taman

Ukuran lubang tanam antara 50 x 50 x 50 cm sampai 1 x 1 x 1 m. Tanah atas dan tanah bawah dipisahkan, masing-masing dicampur pupuk kandang sekurangkurangnya 20 kg. Setelah itu tanah dibiarkan selama ± 2 minggu, dan menjelang tanam tanah galian dikembalikan sesuai asalnya.

CARA PENANAMAN

Penanaman apel dilakukan baik pada musim penghujan atau kemarau (di sawah). Untuk lahan tegal dianjurkan pada musim hujan.

Cara penanaman bibit apel adalah sebagai berikut :

Masukan tanah bagian bawah bibit kedalam lubang tanam.
Masukan bibit ditengah lubang sambil diatar perakarannya agar menyebar.
Masukan tanah bagian atas dalam lubang sampai sebatas akar dan ditambah tanah galian lubang.
Bila semua tanah telah masuk, tanah ditekan-tekan secara perlahan dengan tangan agar bibit tertanam kuat dan lurus. Untuk menahan angin, bibit dapat ditahan pada ajir dengan ikatan longgar.
PEMELIHARAAN TANAMAN

Penjarangan dan Penyulaman Penjarangan tanaman tidak dilakukan, sedangkan penyulaman dilakukan pada tanaman yang mati atau dimatikan kerena tidak menghasilkan dengan cara menanam tanaman baru menggantikan tanaman lama. Penyulaman sebaiknya dilakukan pada musim penghujan.

PENYIANGAN

Penyiangan dilakukan hanya bila disekitar tanaman induk terdapat banyak gulma yang dianggap dapat mengganggu tanaman. Pada kebun yang ditanami apel dengan jarak tanam yang rapat (± 3×3 m), peniangan hampir tidak perlu dilakukan karena tajuk daun menutupi permukaan tanah sehingga rumput-rumput tidak dapat tumbuh.

PEMBUBUNAN

Penyiangan biasanya diikuti dengan pembubunan tanah. Pembubunan dimaksudkan untuk meninggikan kembali tanah disekitar tanaman agar tidak tergenang air dan juga untuk menggemburkan tanah. Pembubunan biasanya dilakukan setelah panen atau bersamaan dengan pemupukan.

PEREMPALAN/PEMANGKASAN

Bagian yang perlu dipangkas adalah bibit yang baru ditanam setinggi 80 cm, tunas yang tumbuh di bawah 60 cm, tunas-tunas ujung beberapa ruas dari pucuk, 4-6 mata dan bekas tangkai buah, knop yang tidak subur, cabang yang berpenyakit dan tidak produkrif, cabang yang menyulitkan pelengkungan, ranting atau daun yang menutupi buah. Pemangkasan dilakukan sejak umur 3 bulan sampai didapat bentuk yang diinginkan(4-5 tahun).

PEMUPUKAN

Ada dua masa pemupukan: 

a) Pada musim hujan/tanah sawah

Bersamaan rompes daun (< 3 minggu). NPK (15-15-15) 1-2 kg/pohon atau campuran Urea, TSP, KCl/ZK ± 3 kg/pohon (4:2:1).
Melihat situasi buah, yaitu bila buah lebat (2,5-3 bulan setelah rompes. NPK (15-15-15) 1 kg/pohon atau campuran Urea, TSP dan KCl/ZK ± 1 kg/pohon (1:2:1).
MUSIM KEMARAU/TANAH TEGAL

Bersamaan rompes tidak diberi pupuk (tidak ada air).
2-3 bulan setelah rompes (ada hujan). NPK (15-15-15) 1-2 kg/pohon atau campuran Urea, TSP, dan KCl/ZK ± 3 kg/pohon (4:2:1).
Pupuk disebar di sekitar tanaman sedalam ± 20 cm sejauh lebar daun yang jatuh, kemudian ditutup dengan tanah dan disiram. Pupuk kandang yang cukup untuk diberikan sekali setahun (2 x panen) 1-2 Pikul setiap pohon pada musim kemarau setelah panen.

Untuk mendorong pertumbuhan harus diberikan pupuk daun dan pengatur pertumbuhan tanaman pada 5-7 hari sampai bunga setelah rompes (Gandasil B 1 gram / liter) + Atonik / Cepha 1 cc / liter diselingi dengan Metalik-multi Mikro dan 5-7 hari sampai panen (2,5 bulan) dari rompes Gandasil D (1 gram / liter). Selain itu, perlu untuk menggunakan pengatur tumbuh Dormex sekali setahun setelah rompes (tidak sampai 10 hari setelah rompes) sebanyak 2600 liter larutan dengan dosis 3 liter / 200 literair. Irigasi dan Pengairan

Untuk pertumbuhan, tanaman apel membutuhkan air yang cukup sepanjang musim. Pada musim hujan, masalah kekurangan air tidak ada, tetapi harus dipertimbangkan untuk tidak menanam terendam air. Krena itu perlu drainase yang baik. Sedangkan pada masalah kekurangan air musim kemarau yang harus diatasi oleh menyiram tanaman minimal 2 minggu dengan cara dikocor.

WAKTU PENYEMPROTAN PESTISIDA

Untuk pencegahan penyakit, penyemprotan dilakukan sebelum tanaman terserang hama atau secara teratur 1-2 minggu dengan dosis ringan. Untuk pencegahan, penyemprotan dilakukan sedini mungkin dengan dosis tepat, sehingga hama dapat segera ditangani. Penyemprotan harus dilakukan pada pagi atau sore hari.

Jenis dan dosis pestisida yang digunakan dalam pengelolaan hama bervariasi tergantung pada hama yang dikendalikan dan tingkat populasi hama.

PEMELIHARAAN LAIN

PEROMPESAN

Perompesan dilakukan untuk mematahkan masa dorman didaerah sedang. Di darah tropis perompesan dilakukan untuk menggantikan musim gugur di daerah iklim sedang baik secara manual oleh manusia (dengan tangan) 10 hari setelah panen maupun dengan menyemprotkan bahan kimia seperti Urea 10%+Ethrel 5000 ppm 1 minggu setelah panen 2 kali dengan selang satu minggu).

PELENGKUNGAN CABANG

Setelah dirompes dilakukan pelengkungan cabang untuk meratakan tunas lateral dengan cara menarik ujung cabang dengan tali dan diikatkan ke bawah. Tunas lateral yang rata akan memacu pertumbuhan tunas yang berarti mamacu terbentuknya buah.

PENJARANGAN BUAH

Penjarangan dilakukan untuk meningkatkan kualitas buah yaitu besar seragam, kulit baik, dan sehat, dilakukan dengan membuang buah yang tidak normal (terserang hama penyakit atau kecil-kecil). Untuk memdapatkan buah yang baik satu tunas hendaknya berisi 3-5 buah.

PEMBELONGSONGAN BUAH
Dilakukan 3 bulan sebelum panen dengan menggunakan kertas minyak berwarna putih sampai keabu-abuan/kecoklat-cokltan yang bawahnya berlubang. Tujuan buah terhindar dari serangan burung dan kelelawar dan menjaga warna buah mulus.

PERBAIKAN KUALITAS WARNA BUAH
Peningkatan warna buah dapat dilakukan dengan bahan kimia Ethrel, Paklobutrazol, 2,4 D baik secara tunggal maupun kombinasi.

PANEN

CIRI DAN UMUR PANEN

Pada umumnya buah apel dapat dipanen pada umur 4-5 bulan setelah bunga mekar, tergantung pada varietas dan iklim. Rome Beauty dapat dipetik pada umur sekitar120-141 hari dari bunga mekar, Manalagi dapat dipanen pada umur 114 hari setelah bunga mekar dan Anna sekitar 100 hari. Tetapi, pada musim hujan dan tempat lebih tinggi, umur buah lebih panjang.

Pemanenan paling baik dilakukan pada saat tanaman mencapai tingkat masak fisiologis (ripening), yaitu tingkat dimana buah mempunyai kemampuan untuk menjadi masak normal setelah dipanen. Ciri masak fisiologis buah adalah: ukuran buah terlihat maksimal, aroma mulai terasa, warna buah tampak cerah segar dan bila ditekan terasa kres.

Cara Panen
Pemetikan apel dilakukan dengan cara memetik buah dengan tangan secara serempak untuk setiap kebun.

Periode Panen
Periode panen apel adalah enam bulan sekali berdasarkan siklus pemeliharaan yang telah dilakukan.

Perkiraan Produksi
Produksi buah apel sangat tergantung dengan varietas, secara umum produksi apel adalah 6-15 kg/pohon.


Cara budidaya apel


Sumber : .ruangtani.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar