Senin, 17 Oktober 2016

Cara budidaya timun

Cara budidaya timun




CARA BUDIDAYA LENGKAP BUAH MENTIMUN

1. Syarat Penanaman

Tanaman ini bisa tumbuh didaerah dengan ketinggian 1000 – 1200 mdpl dengan suhu 21 – 17 celcius . media tanam yang paling ideal harus terkena sinar matahari secara langsung . karena tanaman sangt lah butuh sinar mathari yyang mencukupi . tingkat keasaman yang paling cocok pada tanaman ini adalah 6 – 7 pH.

2. Persiapan Lahan

Lahan dan tanah yag paling bagus untuk tanaman ini . tanah harus gembur dengan cara di gemburkan dan di bajak sedalam 20 – 30 cm . setelah itu tanah di buat bedengan dengan  cara :

Buat bedengan antara 1 m dengan tinggi 20 -30 cm
Panjang sesuai lahan anda
Jarak bedengan 20 cm
Buat paret bedengan dengan rapi
Setelah tanah sudah rapi lalu tutup dengan mengunkan plastic
Lubangi bedengan 10 cm
Jarak antara bedengan 40 cm

3. Penanaman Tanaman

Penanaman tanaman yang paling bagus adalah musim hujan , karena musim hujan sangt lah cocok untuk mentimun ini . gunakan bibit yang paling bagus , agar menghasilkan buah yang bagus juga .  penanamana bibit tugal mengunakn manual ataupun otomatis . penanaman satu lubang biasa 2 biji bibit.

4. Perawatan Tanaman

Tahap selanjutnya pemeliharaan tanaman agar pertumbuhan mentimun  dengan baik dan sempurna tanpa kecacatan.  Perawatannya sebagai berikut :

– Penyiraman

Penyiraman ini dilakukan saat berumur 1 – 4 hari , Kemudian sat tanaman memilki batang dan daun pada umur 15 – 20 hari  tanah di jaga kelembapannya dengan baik.

– Pemupukan

Pupuk yang paling bagus di gunakan dalam tanaman ini adalah pupuk organic , Urea , Tsp dan Kcl.

Pupuk orgsnik di berikan saat pengelolahan tanah
Pupuk Urea di berikan sikitar 75 kg/ha di berikan saat mentimun berumur 15 -20 hari
Pupuk Tsp Dan Kcl sekitar 40- 20 kg /ha , di berikan saat waktu tanam

5. Pembasmian Hama Dan Penyakit

Penyakit tanamann ini berupa gelma , hama kepik hijau dan karat daun , cara penangannya sebagai berikut :

Gulma dapat di tangani dengan cara penyemprotan pestisida , dilakukan saat tanam dan saat berbunga pada tanaman.
Kepik dapat di tangani dengancara mengunkan insektisida seperti surecida 20 Ec , Dusban 20 Ec di berikan saat berumur 20 hari
HamaHama ini dapat di basmi dengan  insektisida yang di lakukan satt tanaman mentimun berumur 7 – 8 hari .
Karat Daun Dapat di atasi dengan fungisida dithane M-45 yang di berikan saat berumur tanaman 20 hari .

6. Pacra Panen

Pasca panen ini saat tanaman mentimun berumur 75 hari , panen bisa di lakukan setiap hari dan bertahap . setelah buah mentimun di panen harus di kemas dalam kemasan yang baik karena aagr buah mentimun tidak rusak .

Sumber : fredikurniawan.com

Cara menanam cengkeh

Cara menanam cengkeh



Pertama-tama tanah di areal tanaman harus di gemburkan dan dibersihkan dari rerumputan dan tanaman pengganggu. Kemudian dibuat lubang tanam. Pengerjaan areal tanam dan pembuatan lubang tanam sebaiknya dilakukan bersamaan dengan pembuatan persemaian. Dengan demikian, jika ingin memakai peneduh alam, penanamanya bisa dilakukan 1 tahun sebelum bibit cengkeh ditanam di lapangan.

Lubang tanam sebaiknya disiapkan sejak bulan Juli s/d September dan ditutup pada bulan  Oktober atau November. Maksudnya agar lubang tanam dan tanah galian kena panas dalam waktu yang cukup lama. Apabila ada bekas tunggak atau akar kayu harus dibersihkan supaya tidak mengundang rayap atau jamur akar. Kedalaman lubang kira-kira 1 meter, begitu juga panjang dan lebarnya kira-kira 1 meter.

Jika ada lapisan cadas, harus ditembus, jika perlu kedalaman lubang tanam bisa dibuat lebih dari 1 meter. Penutupan lubang tanam dilakukan pada bulan Oktober atau November dengan mencampurkan pupuk kandang yang telah jadi tanah atau kompos kira-kira 5 blek pada setiap lubang tanam.

Tanah penutuup lubang sebaiknya agak ditinggikan dari permukaan tanah sekitarnya dan dibiarkan turun dengan sendirinya selama ± 1 bulan. Jarak antara lubang tanam minimum 8 x 8 meter, yang ideal 10 x 10 meter. Sebelum bibit ditanam, lubang tanam disemprot dulu dengan obat-obatan anti rayap atau lundi tanah.

Akar tunggang yang bengkok atau patah harus dipotong agar tanaman cengkeh bisa tumbuh dengan sempurna. Bibit lalu dimasukan ke lubang tanam kemudian ditimbun tanah dan dipadatkan. Pembenaman bibit jangan terlalu dalam, tetapi persis pada leher akar. Jika terlalu dalam bisa menyebabkan busuk batang dan mati.

Setelah penanaman bibit usai, sebaiknya segera diberi pelindung buatan (jika tidak ada pelindung alami), yaitu dari bambu yang dianyam dan diberi empat kaki setinggi 1 meter atau lebih sesuai tingginya bibit. Jika tidak ada pelindung, tanaman bisa layu. Penanaman dilakukan pagi hari dan jangan lebih dari jam 10.

Setelah ditanam di areal tanam, tanaman cengkeh harus dipupuk secara teratur. Pemupukan dilakukan dalam intensitas yang cukup, baik memakai pupuk kandang, kompos, maupun pupuk buatan supaya makan gizinya cukup dan tumbuhnya sehat.

Pemupukan harus dilakukan setiap tahun, lebih-lebih untuk tanaman cengkeh yang sudah menghasilkan. Macam dan banyaknya didasarkan pada hasil analisis tanah atau daun cengkeh yang bersangkutan.


Cara Pemeliharaan Tanaman Muda

Pemeliharaan Tanaman cengkeh setelah ditanam sampai umur 4 tahun harus intensif, karena pada usia 1 – 4 tahun ini tanaman bisa disebit fase masa pertumbuhan kritis. Setelah tanaman ditanam di areal tanam berumur 3 bulan, tanah disekitar tanaman mulai digemburkan dengan cara dicangkul.
Jarak tanah yang dicangkul kira-kira 25 cm dari batang. Bersamaan dengan pencangkulan ini, sebaiknya rumput-rumput dan tanaman pengganggu dibersihkan (proses penyiangan), dan peneduk harus betul posisinya.

Jika pucuk tanaman baru telah menyinggung atap peneduh, maka atapnya ditinggikan. Setelah itu, kemudian diikuti dengan pemberian pupuk buatan dengan takaran 25 – 30 gram per pohon, asalkan masih ada hujan.

Penggemburan selanjutnya yang diikuti penyiangan dilakukan pada permulaan musim hujan berikutnya, kemudian diikuti pemupukan dengan dosis yang masih sama. Selain pupuk Urea, bisa juga dipakai pupuk NPK dengan dosis yang sama. Dengan pupuk NPK, tanaman cengkeh lebih tahan panas dan dahn-dahannya lebih kuat.

Setelah pencangkulan, lalu dipersiapkan mulch dan perbaikan peneduh, terutama ketika musim kemarau tiba. Sebaiknya bacterial mulch dari batang pisang yang dipotong sepanjang 1 meter, kemudian dibelah menjadi dua. Setelah itu, diatur berjajar dan merapat pada petakan-petakan sehingga seluruh petakan tertutup. Agar lebih tahan lama, di atas batang-batang pisang tadi sebaiknya diberi rumput-rumput kering.

Bahan mulch tersebut harus diganti atau ditambah atau dibetulkan setiap kali menipis atau rusak. Tebal mulch sebaiknya 20 cm, jadi tanah di bawahnya tetap dingin dan penguapan airnya kecil.
Pada musim kemarau, tanaman harus disiram dengan air memakai pipa-pipa dan mesin pompa. Dalam penyiraman ini harus benar-benar jenuh sehingga tanahnya tidak menjadi panas. Jadi, pada musim kemarau, meskipun disiram, tanaman harus tetap diberi peneduh dan mulch yang tebal.

Jika musim hujan telah datang, maka mulch dan peneduh dapt dibuka. Mulch-nya bisa dijadikan kompos dengan menanamkannya pada sisi luar petakan. Peneduh dibuka agar tanaman cengkehmendapt sinar matahari dalam intensitas yang lebih banyak.
Pada masa ini dilakukan pencangkulan dan penggemburan tanah, juga pemupukan. Perlakuan yang sama terus dilakukan hingga umur tanaman cengkeh mencapai 4 tahun.

Pemeliharaan Tanaman Dewasa

Untuk pemeliharaan Tanaman cengkeh dewasa tetap dititikberatkan pada penggemburan tanah pada petakan, penyiangan, dan pemupukan. Dengan mencangkul tanah akan menjadi gembur, agaknya peresapan zat-zat hara yang dibutuhkan tanaman menjadi lancar, sirkulasi udara dalam tanah pun menjadi baik. Demikian pula dengan proses peresapan air di dalam tanah.

Cara, budidaya, tanaman, cengkeh, menanam, pemeliharaan

Dalam proses pencangkulan (penggemburan), terkada ada akar-akar yang terputus, tetapi hanya sedikit sekali. Akar yang terputus akan segera diganti dengan akar-akar baru yang berccabang. Dengan bertambahnya akar, maka makin intensif pula penyerapan makanannya, sehingga pertumbuhan batang dan daunnya menjadi lebih baik.

Tentu saja cara mencangkul tanah harus cermat dan sistematis, yaitu dimulai dari luar tajuk (kurang lebih ½ meter dari tajuk daun), menuju ke dalam sampai dekat pohon. Tetapi, jangan sampai melukai akar yang besar. Dalamnya pencangkulan kira-kira 30 cm pada bagian luar, makin ke bawah tajuk makin dangkal. Hal ini dilakukan agar tidak melukai atau memotong akar-akar yang besar tersebut.
Tetapi, perlu diingat, pencangkulan jangan sampai terlalu sering dilakukan. Hal ini untuk member kesempatan kepada akar-akar yang terpotong untuk tumbuh kembali dan mencari makanan.

Pencangkulan cukup dilakukan 2 kali setahun, yaitu pada permulaan musim hujan dan pada permulaan musim kemarau.
Pada pohon-pohon yang telah berbunga, jika habis dipanen, tanah di sekitar pohon biasanya menjadi padat karena terinjak-injak. Maka setelah panen pada permulaan musim hujan, tanah perlu digemburkan.

Pemberantasan Hama dan Penyakit
Pada tanaman cengkeh ada beberapa masa kritis dalam perkembangan tanaman cengkeh yang menentukan  mati atau hidupnya dan besar atau kecilnya hasil cengkeh. Masa kritis yang pertama adalah 2-3 tahun setelah cengkeh ditanam di lapangan, yang kedua setelah 8-10 tahun hingga 20 tahun.

Jika kedua masa kritis itu bisa dilewati dengan baik dan selamat, pohon-pohon cengkeh akan dapat hidup melebihi 30-50 tahun. Dalam kondisi optimal, tanaman cengkeh bahkan bisa berumur ratusan tahun.

Dalam masa-masa pertumbuhan dan kehidupannya, sebagaimana pada tanaman-tanaman lainnya, pohon cengkeh tidak luput dari serangan hama dan penyakit.
Agar tanaman cengkeh bisa tumbuh dengan baik, subur, dan berproduksi melimpa, hama dan penyakit yang menyerang tanaman cengkeh harus diantisipasi dan ditangani secara cepat, cermat, dan intensif.
Hama dan penyakit yang menyerang tanaman cengkeh bisa terjadi di areal semai (persemaian) maupun areal tanam (pertanaman)

Di Areal Semai

Hama dan penyakit yang menyerang tanaman cengkeh di areal semai, antara lain: busuk akar dan penyakit daun.

Busuk Akar
Penyakit ini disebabkan oleh beberapa macam cendawan, seperti Pythium, Rhizoctonia, dan Phytopthora.
Menjelang musim kemarau dan kering. Tanaman yang terserang penyakit ini seringkali mati mendadak karena diikuti serangan rayap.

Tanaman tang sakit mudah dicabut karena akar kecil terlepas dari akar tunggang. Kulit akar tunggang sebagian atau seluruhnya hilang karena dimakan rayap sampai ke bagian kayunya.
Penyakit ini dapat dihindari dengan pembuatan bedengan persemaian pada tanah dengan drainase (pengairan) yang baik, menghindarkan penggunaan tanah bersidat alkalis atau pemakaian abu/arang atau pupuk kandang mulch yang belum matang sebagai pupuk di persemaian.

Tanaman-tanaman yang terserang penyakit ini sebaiknya dicabut atau diangkat dengan tanah di sekitarnya, dimasukan kedalam kaleng atau karung (agar tidak berceceran dan menular ke tempat lain), kemudian dikubur dalam-dalam. Tanaman di sekitar yang sakit disiram atau disemprot dengan koperoxzchloride 0,5% (5gram setiap liter air) atau Dithane.

Untuk menghindari serangan rayap, sebaiknya diadakan penyemprotan preventif dua kali setahun dengan endrin atau dieldrin dan sebagainya (konsentrasi 0,3-0,5%), yakni menjelang musim kemarau dan menjelang permulaan musim hujan.
Penyemprotan ditujukan pada tanah, khususnya di sekitar poko batang, agar obat bisa menghalangi rayap yang suka memakan kulit pokok batang.

Penyakit Daun

Penyakit daun disebabkan oleh cendawan Gloeosporium piperatium (becak daun) dan Cylindrocladium quinqeseptatum (busuk daun). Cendawan ini menyerang tanaman cengkeh, baik di areal semai maupun areal tanam sekaligus.
Penyerangan biasanya terjadi pada musim hujan atau pada tempat-tempat peneduh yang terlampau rapat. Tanaman yang cukup mendapatkan unsure K (dalam pupuk NPK) umumnya bebas dari penyakit daun.

Di Areal Tanam

Adapun hama dan penyakit yang menyerang tanaman cengkeh di areal tanam, antara lain:  pucuk busuk, penggerek batang dan ranting, jamur akar, dan rayap.

Pucuk Busuk

Penyakit pucuk busuk disebabkan cendawan Cylindrocladium. Biasanya timbul pada tanaman muda di areal tanam, hal ini sebagai akibat pelukaan pucuk karena gesekan-gesekan pucuk pada atap/acak peneduh yang terlalu rendah.

Pucuk yang busuk harus segera dibuang. Kemudian tanaman cengkeh bagian atasnya disemprot dengan fungisida, seperti koperoxychlorida atau Dithane untuk menghindarkan penularan. Acak/atap peneduh harus segera ditinggikan.

Penggerek Batang dan Ranting

Hama ini mulai timbul bila pohon cengkeh telah berumur 4-8 tahun ke atas, umunya setelah pohon mulai berbunga. Tanda-tandanya: pada sebelah bawah batang atau ranting keluar air kotor dan kayu gerekan dari lubang gerekan.

Pohon cengkeh bisa mati akibat serangan hama penggerek ini, lebih-lebih bila penggerek menggelangi pohon dan merusak bagian kulit dan kayu, sehingga pengangkutan zat-zat hara dan air terganggu. Pemberantasan dapat dilakukan dengan penutupan lubang-lubang yang tampak dengan pasak bamboo yang dibuat sepanjang 10 cm. pasak ini setiap dua minggu sekali harus dipukuli lagi ujungnya agar menutup lubang rapat-rapat.

Bila tersedia, sebelum dipasak, ke dalam lubang dimasukan kapas yang dibasahi dengan paradichloorbenzol atau insektisida sistemik seperti Dimercon 100, untuk mematikan hama penggerek di dalam lubang.

Jamur Akar

Jamur akar menyerang tanaman cengkeh, baik muda maupun dewasa. Gejalanya kadang-kadang tidak tampak samasekali, tetapi tanaman tiba-tiba langsung mati.
Jika tampak, gejalanya antara lain: tanaman yang terkena seluruh perakarannya telah terserang jamur; daunnya kekuning-kuningan dan mulai gugur perlahan-lahan.

Jika ada pohon cengkeh yang terkena jamur akar, sebaiknya tanaman segera didongkel dan dibakar pada lubang pendongkelan, kemudian diberi lubang isolasi-isolasi sampai 3 lapis dan pada bekas dongkelan diberi kapur 10 kg.

Rayap

Rayap kebanyakan menyerang tanaman cengkeh muda yang baru ditanam dan tanaman-tanaman yang kurang sehat. Untuk itu, sebelum bibit dimasukan kelubang tanam, sebaiknya lubang disemprot dulu dengan obat anti rayap atau insektisida, semisal endrin, dildrin W.P, dan lain-lain dengan dosis 1-2%.
Rayap biasanya menyerang kulit akar sampai leher akar dan bila kulit akarnya habis, maka pohon cengkeh akan mati.

Dengan menetahui langkah-langkah cara budidaya tanaman cengkeh dan cara menanam cengkeh sepeti di atas setidaknya kita akan mengurangi resiko-resiko yang tidak kita inginkan dan tidak menutup kemungkinan akan mewujudkan hasil yang baik.


Sumber : bestbudidayatanaman.com

Cara menanam nangka mini dalam pot


Cara menanam nangnka mini dalam pot



A. Sifat-sifat Pohon Nangka Mini

Buah nangka mini dapat dinikmati setelah 4 bulan berbunga atau 1,5 tahun sejak penanaman dilakukan. Bentuk buahnya sama saja seperti buah nangka pada umumya, hanya saja nangka mini lebih kecil. Bobot buah rata-rata hanya 5—7,5 kg, tetapi dapat mencapai 15 kg pada varietas tertentu.

B. Syarat Tumbuh Pohon Nangka Mini

1. Membutuhkan ketinggian tempat 700 m dpl dengan tanah gembur agak berpasir.
2. Curah hujan sekitar 2.500—3.000 mm per tahun.
3. Suhu udara minimum 16—21° C dan maksimum 31—31,5°

C. Memilih Bibit Nangka Mini
Bibit nangka mini bisa diperoleh dari hasil perbanyakan biji dan sambung susu. Namun, dilihat dari produksi buah, bibit hasil perbanyakan dengan cara sambung susu lebih cepat dibandingkan bibit dari perbanyakan biji. Sebagai perbandingan, bibit dari perbanyakan sambung susu dapat berbuah ketika berumur 2—3 tahun. Sementara itu, bibit hasil biji produksi kontinunya bisa diperoleh ketika bibit sudah berumur di atas 5 tahun.

D. Media Tanam Tabulampot Nangka Mini
Media tanam yang digunakan harus porous. Umumnya, campuran media tanam yang digunaan hobiis tabulampot untuk nangka mini adalah tanah subur, pupuk kandang, sekam mentah dengan perbandingan 1 : 2 : 1.

E. Perawatan Harian Tabulampot Nangka Mini

a. Penyiraman
Untuk bibit, penyiraman dilakukan secara teratur satu kali sehari, yakni setiap pagi hari. Namun, jika musim hujan, penyiraman cukup dilakukan empat atau tiga kali sehari.

b. Pemupukan
NPK (15-15-15) dengan dosis 25 gram per tanaman dan KNO3 sebanyak 5 gram per tanaman. Pupuk tersebut diberikan setiap sebulan sekali. Namun, setelah tanaman mulai berbuah, pupuk cukup diberikan 6 bulan sekali.
Pupuk kandang atau kompos sebanyak 5 kg, diberikan 1—2 kali setahun.
Pupuk daun berupa Gandasil D atau Bayfolan setiap dua minggu sampai tanaman berumur 17 bulan.

C. Pemangkasan
Biasanya, pada batang tanaman sering tumbuh tunas-tunas baru. Sebaiknya, tunas-tunas hanya dipilih yang sehat dan kekar, sisanya harus dibuang. Tunas yang tidak produktif jika didiamkan justru dapat mengganggu perkembangan batang pokok. Pemangkasan cabang dimaksudkan untuk mengatur pembuahan, karena bunga betina muncul pada batang utama atau cabang primer. Selain cabang, pemangkasan ranting yang lemah dan rapat sangat dianjurkan. Tujuannya agar sinar matahari tidak terhalangi, sehingga merangsang pembungaan.

F. Merangsang Pembungaan Nangka Mini
perawatan nangka mini
Hentikan penyiraman hingga media kering, sekitar 7 hari. Siram kembali media sembari diberikan 3 sendok makan NPK 16 : 16 : 16. Setelah itu, media dibiarkan mengering kembali. Lakukan perlakuan ini hingga 2—3 kali sampai bunga muncul.
Setelah bunga muncul, lakukan penyiraman setiap hari. Kekurangan air dapat menyebabkan bunga rontok.
Letakkan tanaman di tempat yang terkena sinar matahari langsung.
Cara lain yang bisa dilakukan adalah melukai, mengebor, atau mengikat batang. Tujuannya untuk menghambat hasil asimilasi daun agar tidak menyebar ke seluruh bagian tanaman, tetapi hanya difokuskan untuk merangsang pembungaan.

G. Penjarangan dan Pembungkusan Buah Nangka Mini
Satu dahan sebaiknya hanya ditumbuhi satu buah nangka. Dengan begitu, buah akan mekar sempurna. Selain itu, buah yang telah dipilih juga langsung dibungkus dengan kertas semen yang sudah dicelupkan ke dalam larutan insektisida atau anyaman daun kelapa. Tindakan ini dapat menghalangi serangan hama, seperti semut, tikus, dan kelelawar.


Sumber : panduanbertanam.blogspot.co.id

Cara menanam pisang dalam pot


Isi pot separuh dengan media tanam, kemudian letakkan anakan pohon pisang pas di tengah. Setelah itu isi pot dengan tanah sampai hampir penuh. Kemudian siram dengan air. Sudah hanya begitu saja, gampang kan..

Cara menanam pisang dalam pot

Pisang yg saya tanam di pot sudah berbuah dan juga ada anakannya.

Pohon pisang gampang bertumbuh dan dengan media tanam yg bagus, pisang akan tumbuh subur. Pohon pisang membutuhkan banyak air, karena itu kita harus rajin menyiram pagi dan sore. Daun-daun tidak perlu dibiarkan banyak, buang saja yg bawah sisakan 6 – 7 pelepah, dengan begitu tanaman akan tetap terlihat rapi dan sehat. Pada saat tiba masa berbuah, pohon pisang yang sehat akan menghasilkan buah yang bagus.

Buah pisang nya lumayan banyak, sekalipun ditanam hanya di pot.

Oh iya.., supaya pot tidak mudah roboh, buat penyangga dari kayu atau bambu atau paralon yang penting cukup kuat untuk menopang agar pot tetap berdiri tegak. Setelah berbuah, kurangi daunnya, tujuannya agar buah bisa tumbuh besar-besar dan juga mengurangi beban atas agar pohon tidak gampang roboh kalau ada angin kencang.

Selamat mencoba.. !! :)

Sumber : lexyleksono.com

Cara membuat tanaman menjadi cepat tumbuh

Menanam bibit pohon memang gampang-gampang susah. Kadang meski kita melakukannya di musim penghujan, bibit tidak tumbuh secara cepat atau bahkan layu. Untuk itu, sobat perlu memperhatikan beberapa hal berikut agar hasil penanaman bibit dapat optimal, yaitu:

Lubang
Buatlah lubang yang cukup untuk menaruh tanah yang bagus sekaligus pupuk yang memadai sehingga batang bibit akan tertanam sempurna, sekaligus dipenuhi nutrisi yang dibutuhkannya. Lubang yang terlalu sempit kadang akan mengganggu dan menghambat tumbuhnya akar yang sebelumnya telah ada di bibit pohon tersebut.

Tanah Penutup
Tanah penutup lubang ini harus sobat cari yang berkualitas bagus, yang umumnya berbentuk gembur. Terlebih jika sobat menanam bibit tersebut di lokasi bebatuan, material yang sebelumnya menutup lubang tidak harus dikembalikan lagi namun dapat sobat ganti dengan tanah lain yang berkualitas lebih bagus.

Pupuk Kandang
Pupuk kandang ini akan sangat berguna untuk mendorong bibit agar tumbuh cepat dan subur. Dengan kealamiahannya, pupuk ini mampu memberikan nutrisi yang dibutuhkan bibit. Bandingkan saja penggunaan pupuk kandang ini dengan pupuk yang murni dari bahan kimia, tentu hasilnya akan berbeda. Selain murah, pupuk kandang juga lebih sehat bagi tumbuhan.

Pelindung Batang
Setelah sobat menguruk dan memberi bibit tanaman tersebut pupuk serta tanah pelindung yang memadai, jangan lupa membentengi bibit tersebut dengan material lain, baik kayu ataupun bambu. Pagar yang baik tentu dapat mencegah bibit terinjak maupun diserang oleh hewan-hewan piaraan.

Perawatan
Untuk perawatan yang baik, sobat harus menyirami secara rutin bibit tanaman tersebut, menyiangi rumbut yang tumbuh di sekelilingnya, serta memberikan pupuk yang tepat. Pantau pula apakah daun-daun dari bibit tanaman yang sobat tanam dalam kondisi sehat atau diserang ulat. Lakukan penyemprotan bila perlu.



Sumber : purwantosp.blogspot.co.id

Cara budidaya gandum

Gandum musim dingin umumnya termasuk golongan tanaman berhari panjang (long day plant), yang tidak mungkin dapat berproduksi di daerah tropis.


Cara budidaya gandum


Tahapan Budidaya Gandum

1. Benih

2. Pengolahan Tanah

3. Pemupukan

4. Penyiangan

5. Perlindungan HPT

6. Suplai Air

7. Panen

8. Perlakuan Pascapanen

1. Benih Gandum, Benih gandum yang baik :

(1) berasal dari malai yang matang pada batang utama,

(2) mempunyai bentuk dan warna yang seragam,

(3) bebas dari hama dan penyakit, dan

(4) mempunyai bobot yang tinggi dan seragam.

• Benih gandum mempunyai masa dormansi yang tidak terlalu lama antara 0 - 4 bulan.

• Sebelum ditebar seyogyanya benih direndam beberapa menit dalam air.

• Kotoran atau biji yang telah rusak, karena beratnya lebih ringan akan terapung. Benih yang telah bersih itu kemudian diuji daya tumbuhnya.


Syarat benih gandum bersertifikat :

(1) kemurnian benih mini-mal 98 %,
(2) campuran benih varietas lain maksimal 0,2 %,
(3) biji gulma maksimal 0,1 %,
(4) kotoran maksimal 2 %,
(5) daya tumbuh minimal 80 %
(6) kadar air mak-simal 13 %

Sebelum benih ditanam, sebaiknya diberi perlakuan benih terlebih dahulu, untuk mencegah kerusakan dan serangan hama-penyakit, baik yang berasal dari dalam tanah atau dari benih itu sendiri.

Fungisida yang dapat digunakan antara lain Ceresan.
Banyaknya benih per lubang tergantung dari daya tumbuh benih. Benih yang berdaya tumbuh 95 % cukup dua butir per lubang.

Untuk jarak tanam 20 x 10 cm diperlukan 30 kg benih/ha.
Benih yang berdaya tumbuh kurang dari 95 persen sebaiknya lebih dari dua butir per lubang atau 35 kg benih/ha.
Kelembaban tanah selama perkecambahan dipertahankan pada RH tanah mendekati kapasitas lapang.

2. Pengolahan Tanah

• Pengolahan tanah untuk tanaman gandum hampir sama dengan pengolahan tanah untuk padi gogo dan palawija lainnya (jagung, sorgum, kedele), yaitu antara lain agar tanah mempunyai aerasi yang baik.

• Jika tanah itu sebelumnya bera, pengolahan tanah dilakukan dua kali.

• Pencangkulan/pembajakan pertama yaitu untuk menggemburkan tanah dan membasmi gulma.

• Pengolahan kedua dilakukan seminggu kemudian, untuk lebih menggemburkan tanah, meratakan dan memberantas gulma yang tumbuh kemudian.

• Di samping itu dapat sekaligus membenamkan pupuk organik bagi tanah yang memerlukannya.

• Biarkan tanah garapan selama 7 - 10 hari, untuk memberikan kesempatan agar bahan organik yang dibenamkan mulai melapuk.

• Jika tidak turun hujan, perlu ada suplai air untuk mempermudah benih berkecambah.

• Jika sebelumnya ada tanaman lain, maka dapat dipertimbangkan pengolahan tanah secara minim (minimum tillage).

• Jarak tanam bermacam-macam, ukurannya tergantung dari tingkat kesuburan tanah dan varietas (varietas yang kanopinya lebar, memerlukan jarak tanam lebih besar daripada yang kanopinya lebih kecil).

• Jarak tanam pada tanah yang subur bisa lebih dipersempit, demikian pula jarak tanam pada musim kemarau lebih sempit dari pada musim hujan.

• Ukurannya 20 x 10 cm, 25 x 10 cm, 25 x 5 cm atau 30 x 10 cm.
• Jarak tanam sedang diteliti : jarak tanam larikan, dengan jarak antar larikan 30 cm.

3. Pemupukan

• Pemberian pupuk dasar dan pupuk pertama dapat dilakukan sebelum tanam atau pada waktu tanam.

• Biasanya yang dipakai sebagai pupuk pertama adalah pupuk anorganik : P2O5 dan K2O dan sebagian pupuk N.

• Pemupukan N sebaiknya dilakukan dalam 2 - 3 kali.
• Pemupukan yang efektif ditentukan oleh dosis, waktu,cara dan jenis pupuk (N, P dan K dapat diberikan dalam bentuk pupuk tunggal atau pupuk majemuk).

• Cara pemupukan dibenamkan ke dalam tanah atau diaduk merata dengan tanah.

• Dosis pemupukan ditentukan oleh jumlah hara tersebut yang tersedia dalam tanah. Biasanya digunakan 20 ton pupuk organik/ha (apabila sebelumnya tidak dilakukan pemupukan pupuk organik untuk penanaman sayuran gunung), 120 kg N/ha, 45-90 kg/ha, P2O5 dan 30-60 kg K2O /ha.

• Pemupukan P dan K diberikan pada larikan di antara barisan benih atau dalam lubang di samping kiri dan kanan benih.

• Sepertiga bagian N diberikan bersama dengan P dan K (dalam bentuk pupuk majemuk NPK), pada waktu tanam di mana kecambah muncul di atas tanah 4-5 hari setelah tanam.

• N yang dipergunakan saat ini adalah untuk merangsang perakaran dan pertumbuhan vegetatif. Sepertiga bagian lagi N diberikan pada saat bertunas, sekitar 25-30 hari setelah tanam, untuk merangsang pertunasan yang dapat menjadi tunas produktif.

• Dengan pengaturan jarak tanam, jumlah tunas per rumpun diusahakan jangan terlalu banyak, sekira 10-20 tunas produktif.

• Sepertiga bagian dosis N sisanya diberikan ketika tanaman membentuk primordia bunga, untuk mendorong pembentukan malai, butir gandum dan peningkatan kadar protein gandum yang dapat membentuk gluten (diperlukan untuk membuat roti yangbaik).

• Pemupukan N susulan diberikan dengan cara digarit  dalam larikan atau pada lubang di antara tanaman.


4. Penyiangan

• Gulma merupakan masalah yang penting bagi tanaman gandum dan tanaman mesofit lainnya, bersaing dengan tanaman gandum dalam hal penyerapan air, cahaya dan unsur hara, dapat juga merupakan tumbuh-tumbuhan inang bagi berkembangnya hama dan penyakit.

• Jenis gulma yang banyak terdapat di pertanaman gandum di Lembang dan Pacet (Pangalengan) : Oxalis coinculata, Centela asiatica, Imperata cylindrica, Mimosa invisa, Paspalum notatum, Sida rhombifolia, Ricinus communis, Ageratum conyzoides, Euphorbia esula, Agropyron repens, Amaranthus retroflexus, dan Polygonum convolvulus.
• Gulma jenis berdaun lebar dapat diberantas dengan herbisida 2,4 D dan MEPA, jenis berdaun sempit dengan Dalapon, Diallate dan Barban.

• Pemberantasan secara kultur teknik dapat dilakukan dengan sistem tanaman sela, menanam jenis leguminosa di antara barisan tanaman gandum.

• Penyiangan dapat dilakukan 2-3 kali tergantung banyaknya populasi gulma.

• Penyiangan pertama dilakukan setelah tanaman gandum berumur satu bulan. Pada saat ini, perakaran gandum sudak cukup kuat apabila terjadi kerusakan akar pada saat penyiangan dan populasi gulma sudah cukup tinggi.
• Penyiangan kedua dilakukan sekira tiga minggu kemudian, penyiangan selanjutnya tergantung banyaknya dan tingginya populasi gulma.

• Sampai sekarang, petani penghasil tanaman pangan di Indonesia, masih belum menggunakan herbisida untuk memberantas gulma, umumnya penyiangan dilakukan dengan tangan saja (handweeding).

5. Perlindungan Hama/penyakit

• Pencegahan hama dan penyakit di lapangan paling baikdengan menanam varietas gandum yang mempunyaiketahanan (resistensi) horizontal, jika terjadi seranganhama atau penyakit.

• Penyemprotan dengan insektisida/fungisida merupakancara yang paling praktis. Insektisida dapat bersifat racunperut, kontak, sistemik dan fumigan (gas).

• Racun perut efektif untuk membe-rantas serangga atauulat pemakan organ tanaman di bagian atas, misalnyaulat batang, ulat daun dan walangsangit.

• Contoh insektisida tersebut ialah Phosvel danAgrothion.

• Pestisida kontak sangat baik untuk serangga yangkurang lincah, misalnya tungau, kepik hijau, kumbang,kutu daun dan batang. Contoh insektisidanya yaituSevin, Meptox dan lainnya.

• Pestisida sistemik adalah racun yang dapat masuk kedalam jaringan tanaman. sangat baik untuk seranggapengisap cairan tanaman, misalnya hama penggerek,wereng, kepinding tanah.

• Contohnya antara lain Diazinon, Phosphamidon,Fenitrothion, Gama BHC 6G, Agrocida, Sandoz 5G, Sevidal 8-8G.

• Konsentrasi yang berupa cairan dosis umum adalah 2cc/L, dengan pemakaian cairan tidak lebih dari 1000L/ha dalam sekali pemakaian, sedangkan yang berupagranula tidak melebibi 50 kg/ha.

• Fumigan misalnya Nogos meracuni pernafasanserangga.

• Pemberantasan hama dan penyakit dengan cara kulturteknis sering dilakukan petani secara tidak sengaja, yaitudengan mengolah tanah, sistem rotasi tanaman danpenyiangan gulma, serta menanam varietas yang tahanterhadap hama dan penyakit utama.

• Pemakaian pestisida yang efektif harus memperhatikanharga pestisida yang relatif mahal dan kondisi cuacapada waktu pemakaian.

• Fungisida yang banyak digunakan yaitu Dithane M45. Bakterisida belum banyak dikenal oleh petani diIndonesia.

• Pencegahan hama dan penyakit dilakukan denganpenyemprotan insektisida dan fungisida seminggu sekalidengan pemakaian yang bergiliran.

• Untuk mencegah serangan nematoda yang terdapatdalam tanah (terutama pada waktu musim hujan),terlebih dahulu tanah diberi perlakuan dengan Furadan3G, dengan dosis 25-30 kg/ha.

• Pada tanah yang populasinya tinggi pemberian Furadandapat diberikan 2-3 kali selama masa pertumbuhangandum, yaitu pada waktu tanam, masa bertunas danmasa reproduktif.

• Cara pemberiannya dengan disebar di atas permukaantanah atau dicampur bersama pupuk.

6. Suplai Air

• Air diperlukan dari sejak fase perkecambahan sampaifase matang susu, dengan jumlah dan distribusi yangmerata.
• Pada fase masak kuning sampai panen, tidak diperlukantambahan air, bahkan cuaca cerah dan panas dapamempercepat pematangan.
• Kebutuhan air nyata (actual water requirement) untukgandum berada di atas kebutuhan untuk jagung dansorgum, tetapi di bawah kebutuhan untuk padi.
• Menurut hasil percobaan selama tiga tahun di AkronColorado (Bear, 1959), kebutuhan air nyata untukjagung, 0,2576 m3 untuk setiap produksi bahan kering.
• Apabila ini dijadikan standar, maka kebutuhan untukgandum 140 persen, padi 190 persen dan sorgum 90persen.
• Kebutuhan air bagi tanaman adalah petunjuk untukmenentukan jumlah air yang diperlukan selamapertumbuhan, yaitu untuk pembentukan jaringantanaman selama fase vegetatif, transpirasi dan evaporasi.
• Jumlah air yang diperlukan oleh tanaman yang sebenar-nya (nyata) diketahui dari hasil percobaan.

• Jumlah air yang diperlukan tanaman dengan perkiraan/perhitungan dari teori dan data yang ada bervariasitergantung jenis tanaman, tanah dan iklim.
• Menurut Schlehuber dan Tucker (1967), percobaan diKansas menyatakan bahwa kebutuhan air relatif untukgandum sekitar 330-392 mm, barley 333-366 mm,jagung 602-691 mm, alfalfa 732-927 mm dan padi 700-900 mm.

• Ternyata gandum dan barley merupakan tanaman yangpaling sedikit memerlukan air secara relatif.

7. Panen

• Apabila 80 % dari rumpun telah bermalai, jerami,batang dan daun mengering dan menguning.

• Jika 20 % dari bagian malai telah matang penuh, dimana butir gandum telah cukup keras apabila dipijittangan, maka gandum sudah waktunya untuk dipanen.

• Saat panen sangat ditentukan oleh tingkat pematangandan cuaca. Gandum yang terlalu matang cenderunguntuk rebah dan rontok.

• Curah hujan, kelembaban dan suhu udara terlalu dinginatau panas sering menghambat dan menurunkan hasilpanen.

• Tingkat pematangan menentukan hasil gandum.

• Dalam periode 14 tahun, di Nebraska menurutSchlehuber dan Tucker (1967) : gandum yang dipanenpada kadar air 50,1 % (matang susu) hasilnya sekitar976,5 kg/ha, pada kadar air 43,1 % (matang kuning)1242 kg/ha dan pada kadar air 25,2 % (matang penuh)sebanyak 1381,5 kg/ha, dengan kadar protein gandummasing-masing 12,4 %, 12,8 % dan 13,1 %.

• Panen gandum yang ditangguhkan melebihi dari satuminggu akan menurunkan bobot butir gandum. Untukmenguji tingkat kekeringan malai, di lapangandilakukan dengan jari tangan. Apabila butir-butirgandum lepas ketika digosok dengan tangan dan porosmalainya mudah patah, maka kadar air gandum cukupuntuk dipanen.

• Komponen produksi gandum sama dengan padi yaitujumlah malai per satuan luas tanah, jumlah butir isi permalai dan bobot rata-rata butir gandum.

• Panen di Amerika dan negara lainnya dilakukan denganmempergunakan mesin ”combine", di Indonesia padaumumnya dilakukan dengan ani-ani atau sabit.

• Batang gandum dipotong sekira 30 cm dari ujung malai,agar malai gandum mudah diikat dan dirontokkandengan diirik, atau diinjak-injak dengan kaki, ataudipukulkan pada kisi-kisi kawat.

• Malai gandum yang baru dipanen, perlu dikeringkandahulu, dijemur di bawah panas matahari sampai malaimudah dirontokkan (dijemur 1-2 hari berturut-turut).

• Butir gandum yang telah dirontokkan perlu dikeringkanlagi, sampai kadar air paling besar 14 %, tergantung darikeperluannya.
• Gandum yang disimpan di tempat lembab dan dalamruangan yang panas, kwalitasnya akan cepat menurun.

8. Perlakuan pascapanen

• Butir gandum yang digiling di pabrik harus memenuhipengujian mutu gandum yang meliputi beberapakarateristik.
• Pengujian-pengujian :

• Pengujian-pengujian tersebut adalah sebagai berikut:

(1) uji berat merupakan pengukuran berat per unitvolume butir gandum. Hasil uji berat yang rendahmenyebabkan kualitas butir dan tepung yang rendah,syarat minimum adalah 73 kg per hektoliter.

(2) Uji kotoran, yaitu pemisahan butir-butir gandum daribenda-benda asing, biji gandum yang berkerut danyang pecah (broken wheatng pecah (broken wheat). Benda tersebut terbawasewaktu proses panen, perontokkan danpenyimpanan. Syarat maksimum adalah 0,1-0,5 %
(3) Uji kadar air butir gandum syarat maksimum 12,5%, baik untuk gandum keras maupun gandum lunak.Gandum yang disimpan pada kadar air yang tinggi akancepat berkecambah dan mudah terserang jamur,menyebabkan naiknya kadar maltose dalam bijigandum, yang menjadikan rendahnya tepung.
Kadar maltose yang terlalu tinggi (lebih dari satupersen) akan menyebabkan sifat gluten yanglembek.

Sebaliknya kadar air yang terlalu rendah memberikankerusakan fisik butir gandum yang tinggi padawaktu digiling sehingga mengurangi berat.

(4) Uji kemurnian butir dari campuran tanaman lainminimal 99,6 %.
(5) Uji (bobot) dari 1000 butir. Dikehendaki bobot 1000butir sekitar 28-40 gram.
(6) Uji keseragaman ukuran dan bentuk biji gandum.
(7) Uji kadar serat dan kadar abu. Persyaratannya adalahserat 2-2,7 %, dan abu 1,4-2 %.
(8) Uji Rendemen tepung sekira 85 %.
(9) Uji kadar protein butir gandum syaratnya adalah 6-20 %.

(10) Menghasilkan tepung dengan daya isap terhadap air52-60 %, merupakan karateristik yang sangatpenting bagi para konsumen tepung terigu.

• Penyakit dan hama gudang yang menyerang padaumumnya adalah cendawan dan insekta.

• Serangan cendawan selama pertumbuhan di lapangan(Alternaria, Fusarium dan Helminthosporium) yangberasal atau terbawa biji, tidak akan terbawa digudang penyimpanan yang suhu udaranya sangatrendah.

• Faktor suhu udara, kelembaban dan lamanyapenyimpanan sangat menentukan serangan cendawandi gudang.
• Kadar air gandum 13 % (maksimal) menentukanberapa lama gandum tahan disimpan dengan aman,karena semakin lama gandum disimpan kadar airnyaakan bertambah.
• Pada suhu 5 – 10 °C pertumbuhan cendawan sangatlambat, sedangkan pada suhu 26,7 - 32,2 °Cpertumbuhannya sangat cepat.
• Gandum yang disimpan hanya beberapa minggusebelum digiling dapat disimpan pada kadar air yangagak tinggi (lebih dari 13 %), dengan suhupenyimpanan yang agak tinggi pula daripada suhupenyimpanan untuk berbulan-bulan lamanya.

• Serangan hama gudang pada umumnya menentukantingkat kualitas dan nilai gizi gandum yang disimpan.

Beberapa hama utama yang sangat merugikan yaitu:
• Sithopilus oryzae, S. granarium,
• Rhizopertha,
• Orizaphylus surinaemensis,
• Tenebroides mau-ritanicus,
• Tribolium confusum, T. castaneum,
• Cryptolestes pusillus C. perrugineus,
• Trogoderma granarium,
• Sitotroga cerealella.
• Udara gudang yang sejuk, biji gandum yang keringdan bebas dari tepung gandum atau biji yang rusakmerupakan kondisi yang tidak cocok untukberkembangnya hama gudang.
• Kelembaban gudang di bawah 15 % dapat menekanpenyerangan hama (kutu-kutu biji gandum).
• Pencegahan butir gandum yang disebabkan oleh hamaatau kerusakan fisik di gudang, dapat diatasi apabiladiperhitungkan pengelolaan, kebersihan danpencegahan secara kimiawi.


Sumber : teknologi--tepat-guna.blogspot.co.id

Cara budidaya matoa

Matoa Buah Asli Khas Papua

Pohon matoa sangat mudah dijumpai. Pohon ini sebenarnya berasal dari Papua karena merupakan tanaman khas yang menjadi identitas flora bagi daerah tersebut. Pohon mempunyai ketinggian kurang lebih sekitar 50 meter.

Buah matoa berbentuk bulat dan sedikit melonjong dengan ukurannya yang tidak terlalu besar. Buah matoa memiliki warna coklat kehitaman.bentuknya yang mirip dengan telur puyuh ini sangat mudah dikenali. Kulitnya licin dan mempunyai bau yang manis.

Kandungan Pada Matoa

Tanaman ini memiliki banyak kandungan didalamnya. Matoa sangat cocok bagi Anda yang menggemari buah-buahan untuk dapat bercocok tanam dengan buah unik ini. Pada kulit buah terdapat tanin dan juga saponin. Pada biji mengandung adanya lemak dan polifenol.

Sedangkan, pada daun terdapat juga tanin dan saponin yang mempunyai kandungan sama dengan kulit buah. Pada kulit batang terdapat lebih banyak kandungan didalamnya seperti flavonida, zat besi, dan pectic substance. Pada buahnya terdapat berbagai macam vitamin yang menjadi kelebihan buah ini.

Masa Tanam Matoa

Kelebihan kandungan didalam buah menjadikan matoa sebagai salah satu tanaman yang sangat menarik untuk dibudidayakan. Terlebih, cara budidaya matoa yang sangat mudah dan tidak memerlukan banyak hal. Tanaman ini juga dapat tumbuh di mana saja.

Masa penanaman matoa memiliki waktu yang cukup panjang untuk bisa mendapatkan buahnya. Beberapa orang memerlukan waktu sampai hampir sekitar beberapa tahun. Tumbuhan ini tumbuh memanjang ke atas dan untuk mendapatkan bagian cabang matoa tentu kita harus memotong pada bagian atasnya.

Pohon matoa dapat berbuah dua kali. Biasanya pohon matoa akan berbuah pada saat hari raya idul fitri dan kedua sekitar 3 bulan setelah matoa berbuah pertama kali. Namun, hasil buah yang di dapat jauh lebih sedikit dari yang pertama. Pohon ini terhitung musiman.

Dua Cara Teknik Budidaya Matoa

Dalam teknik budidayanya, pohon matoa dapat dikembangkan dengan dua cara, yaitu secara generatif dan vegetatif. Cara generatif yaitu dengan cara menanam biji, sedangkan cara vegetatif yaitu dengan pencangkokan.

Pemindahan bibit dari persemaian harus diperhatikan dan dilakukan secara hati-hati. Bibit matoa sangat peka apabila ada perubahan lingkungan. Terutama pada bagian akar matoa. Sebaiknya perpindahan bibit tidak dilakukan dengan cara mencabut. Hal ini dapat merusak laju perkembangan bibit.

Polibag Baik untuk Budidaya

Menggunakan polibag sangatlah dianjurkan dalam cara menanam tanaman matoa tersebut. Dengan menggunakan polibag, akan jauh lebih memudahkan untuk proses pemindahan bibit. Buatlah persemaian yang teratur didalam pembibitan buah tersebut.

Cara tanam matoa tersebut sebaiknya menggunakan pupuk organik, pupuk SP, pupuk urea dan kapur yang sangat baik untuk pertumbuhan bibit matoa. Semua pupuk tdan tanaman galian tersebut dapat dicampur menjadi satu.

Cara Pemeliharaan Matoa

Cara memelihara buah matoa di atas pohon juga sangatlah mudah. Ketika buah sudah mulai berbunga, ini menandakan bahwa bunga dapat dimakan dalam jangka waktu 2 bulan setelahnya. Jangan menggunakan plastik untuk menutupinya dari hama.

Dengan menutupi buah menggunakan plastik, ini tidak akan membantu buah cepat matang, justru sebaliknya, buah akan lebih mudah busuk. Tutupi buah sebaiknya menggunakan jaring. Tanaman ini sangat cocok bagi Anda yang juga tertarik pada bisnis kuliner, karena matoa bisa menjadi salah satu investasi yang baik.
Cara budidaya matoa


Sumber : 1001budidaya.com

Cara budidaya kecapi

Kecapi dapat diperbanyak dengan benih atau penempelan, penyambungan, penyambungan lengkung, dan pencangkokan. Benih kecapi disebar dengan jarak 5 cm di bedengan pesemaian yang berisi pasir halus. Jika sepasang daun pertamanya telah dewasa, anakan dapat dipindahtanamkan ke wadah sendiri-sendiri. Mengingat persentase perkecambahannya cenderung tinggi, benih dapat juga disemaikan langsung dalam wadah. Anakannya yang berumur 1 tahun atau kurang dapat digunakan sebagai batang bawah, jika tingginya telah mencapai sekitar 40-50 cm. Penempelan tameng atau tambalan (shield or patch budding) dan penyambungan bail (wedge grafting) merupakan cara perbanyakan secara komersial. Pohon kecapi paling baik ditanam pada awal musim hujan. Di Thailand, jarak tanamnya berkisar antara 8 m x 5 m dan 12 m x 12 m. Jarak tanam yang rapat dipraktekkan untuk kebun buah kecapi secara komersial di dataran rendah delta tengah, yang di lahan itu pohonnya ditanam pada guludanguludan yang terpisah oleh parit-parit pengaliran air; tingginya permukaan air akan menolong mengatur pertumbuhan pohon. Untuk kebun buah komersial, perkembangan terakhir adalah penanaman berkerapatan tinggi dengan jarak tanamnya 4-6 m.

Pemeliharaan

Dianjurkan untuk mengadakan penyiangan yang teratur atau pemberian mulsa di sekeliling batang pohon kecapi. Selama 2-3 tahun pertama, 2-3 cabang utama sebaiknya diberi kesempatan untuk berkembang. Pengairan yang teratur merupakan hal yang kritis untuk tahun pertama setelah penanaman, juga menguntungkan selama perkembangan bunga dan buah. Pemupukan pada tahun-tahun pertama memerlukan 100-200 g amonium sulfat sebulan setelah penanaman dan sebelum berakhirnya musim hujan. Pohon-pohon muda yang sedang berbuah mendapatkan 200-500 gram pupuk majemuk dua kali setahun. Pohon dewasa memerlukan paling sedikit 2 kg pupuk majemuk setiap pemakaian untuk menjaga pertumbuhan dan produksi buah. Di Thailand, buah muda dibungkus di pohonnya, untuk memperbaiki kualitas buah dan mencegah lalat buah meletakkan telurnya.

Hama dan Penyakit

Penyakit merah jambu, yang disebabkan oleh jamur Corticium salmonicolor merupakan penyakit yang biasa pada kecapi. Sel-sel kankernya dapat diangkat sama sekali, dan luka-lukanya ditutup dengan fungisida tembaga sewaktu pohonnya sedang meluruhkan daunnya, sehingga saat musim hujan tiba, tekanan infeksinya rendah. Tanaman yang masih berada di persemaian mungkin diserang oleh Phytophthora pha.reoli. Sterilisasi tanah atau pemberian fungisida dapat memberantas penyakit ini. Hama yang paling berbahaya pada kecapi adalah tungau pembentuk bisul, Eriophyes sandorici, yang dapat diberantas dengan penyemprotan mitisida (miticide). Daun-daun yang gugur dari pohon yang terserang sebaiknya dibakar. Lalat buah oriental juga merupakan hama yang berbahaya, terutama pada kultivar yang buahnya berkulit tipis. Membungkus buah atau mengumpan lalat adalah tindakan pemberantasan yang dianjurkan.

Panen dan Pasca Panen

Panen Buah kecapi dipanen secara selektif ketika buah itu sudah menguning keemasan. Buah dipetik dengan dipanjat pohonnya atau dengan menggunakan sebatang galah bambu panjang berujung jaring. Hasil Di Filipina pohon kecapi yang berumur 30 tahun, yang ditanam dari benih dapat menghasilkan buah sebanyak 18.000-24.000 butir per tahun. Dengan berat buah per butir 80 gr dan 100 pohon/ ha, usaha petani kecapi teoritis menghasilkan 1419 ton/ha per tahun. Penanganan pasca panen Segera setelah dipanen buah kecapi dipilah-pilah dan dikemas dalam keranjang yang dilapisi dengan gedebog pisang, siap untuk diangkut ke pasar. Pada suhu ruang buah kecapi dapat disimpan paling kurang 7 hari.
Cara budidaya kecapi


Sumber  : budidayanews.blogspot.co.id

Cara budidaya apel


SYARAT TUMBUH

IKLIM

Curah hujan yang ideal adalah 1000-2600 mm/tahun dengan hari hujan 110-150 hari/tahun. Dalam setahun jumlah bulan basah adalah 6-7 bulan dan 3-4 bulan bulan kering. Curah hujan tinggi selama berbunga akan menyebabkan bunga jatuh sehingga tidak dapat buah.

Tanaman apel membutuhkan cahaya matahari yang cukup antara 50-60% setiap harinya, terutama pada saat pembungaan.
Suhu yang sesuai berkisar antara 16-27 derajat C.
Kelembaban udara yang dikehendaki tanaman apel sekitar 75-85%.

MEDIA TANAM
Tanaman apel tumbuh baik di tanah yang bersolum dalam, memiliki lapisan yang tinggi organik, dan struktur tanah remah dan gembur, memiliki aerasi, penyerapan air, dan porositas yang baik, sehingga pertukaran oksigen, gerakan nutrisi dan kemampuan penyimpanan air dapat optimal.
Tanah yang cocok adalah Latosol, Andosol dan Regosol.
Derajat keasaman tanah (pH) yang cocok untuk tanaman apel adalah 6-7 dan kandungan air tanah yang dibutuhkan adalah air tersedia.
Dalam pertumbuhannya tanaman apel membutuhkan kandungan air tanah yang cukup.
Kelerengan yang terlalu tajam akan menyulitkan perawatan tanaman, sehingga bila masih memungkinkan dibuat terasering maka tanah masih layak ditanami.
Ketinggian Tempat Tanaman apel dapat tumbuh dan berbuah baik pada ketinggian 700-1200 m dpl. dengan ketinggian optimal 1000-1200 m dpl.
PEDOMAN DALAM BUDIDAYA APEL

PEMBIBITAN

Apel perbanyakan tanaman vegetatif dan generatif dilakukan. Propagasi dan kebaikan bersama adalah perbanyakan vegetatif, untuk propagasi generatif memakan waktu dan sering menghasilkan bibit yang menyimpang dari induknya. Generatif perbanyakan dengan biji, sedangkan perbanyakan vegetatif dilakukan dengan okulasi atau (budding), sambungan (grafting) dan stek.

PERSYARATAN BENIH

Syarat batang bawah: merupakan apel liar, perakaran luas dan kuat, bentuk pohon kokoh, mempunyai daya adaptasi tinggi. Sedangkan syarat mata tunas adalah berasal dari batang tanaman apel yang sehat dan memilki sifat-sifat unggul.

PENYIAPAN BENIH
Penyiapan benih dilakukan dengan cara perbanyakan batang bawah dilakukan langkah-langkah sebagai berikut:

ANAKAN/SIWILAN

Ciri anakan yang diambil adalah tinggi 30 cm, diameter 0,5 cm dan kulit batang kecoklatan.
Anakan diambil dari pangkal batang bawah tanaman produktif dengan cara menggali tanah disekitar pohon, lalu anakan dicabut beserta akarnya secara berlahan-lahan dan hati-hati.
Setelah anakan dicabut, anakan dirompes dan cabang-cabang dipotong, lalu ditanam pada bedengan selebar 60 cm dengan kedalaman parit 40 cm.
RUNDUKAN (LAYERING)

Bibit hasil rundukan dapat diperoleh dua cara yaitu :

Anakan pohon induk apel liar: anakan yang agak panjang direbahkan melekat tanah, kemudian cabang dijepit kayu dan ditimbun tanah;penimbunan dilakukan tiap 2 mata; bila sudah cukup kuat, tunas dapat dipisahkan dengan cara memotong cabangnya.
Perundukan tempelan batang bawah: dilakukan pada waktu tempelan dibuka (2 minggu) yaitu dengan memotong 2/3 bagianpenampang batang bawah, sekitar 2 cm diatas tempelan; bagian atas keratan dibenamkan dalam tanah kemudian ditekuk lagi keatas. Pada tekukan diberi penjepit kayu atau bambu.
Setelah rundukan berumur sekitar 4 bulan, dilakukan pemisahan bakal bibit dengan cara memotong miring batang tersebut dibawah keratan atau tekukan. Bekas luka diolesi defolatan.

STEK

Stek apel liar berukuran panjang 15-20 cm ( diameter seragam dan lurus), sebelum ditanam bagian bawah stek dicelupkan ke larutan Roton F untuk merangsang pertumbuhan akar. Jarak penanaman 30 x 25 cm, tiap bedengan ditanami dua baris. Stek siap diokulasi pada umur 5 bulan, diameter batang ± 1 cm dan perakaran cukup cukup kuat.

TEKNIK PEMBIBITAN

PENEMPELAN

Pilih batang bawah yang memenuhi syarat yaitu telah berumur 5 bulan, diameter batang ± 1 cm dan kulit batangnya mudah dikelupas dari kayu.
Ambil mata tempel dari cabang atau batang sehat yang berasal dari pohon apel varietas unggul yang telah terbukti keunggulannya. Caranya adalah dengan menyayat mata tempel beserta kayunya sepanjang 2,5-5 cm (Matanya ditengah-tengah).
Kemudian lapisan kayu dibuang dengan hati-hati agar matanya tidak rusak, Buat lidah kulit batang yang terbuka pada batang bawah setinggi ± 20 cm dari pangkal batang dengan ukuran yang disesuaikan dengan mata tempel. Lidah tersebut diungkit dari kayunya dan dipotong setengahnya.
Masukkan mata tempel ke dalam lidah batang bawah sehingga menempel dengan baik. Ikat tempelan dengan pita plastik putih pada seluruh bagian tempelan.
Setelah 2-3 minggu, ikatan tempelan dapat dibuka dan semprot/ kompres dengan ZPT. Tempelan yang jadi mempunyai tanda mata tempel berwarna hijau segar dan melekat.

Pada okulasi yang jadi, kerat batang sekitar 2 cm diatas okulasi dengan posisi milintang sedikit condong keatas sedalam 2/3 bagian penampang. Tujuannya untuk mengkonsentrasikan pertumbuhan sehingga memacu pertumbuhan mata tunas.

PENYAMBUNGAN

Batang atas (entres) berupa cabang (pucuk cabang lateral).
Batang bawah dipotong pada ketinggian ± 20 cm dari leher akar.
Potong pucuknya dan belah bagian tengah batang bawah denngan panjang 2-5 cm.
Cabang entres dippotong sepanjang ± 15 cm (± 3 mata), daunnya dibuang, lalu pangkal batang atas diiris berbentuk baji. Panjang irisan sama dengan panjang belahan batang bawah.
Batang atas disisipkan ke belahan batang bawah, sehingga kambium keduanya bisa bertemu.
Ikat sambungan dengan tali plastik serapat mungkin.
Kerudungi setiap sambungan dengan kantung plastik. Setelah berumur 2-3 minggu, kerudung plastik dapat dibuka untuk melihat keberhasilan sambungan.
PEMELIHARAAN PEMBIBITAN

Pemeliharaan batang bawah meliputi :

Pemupukan : dilakukan 1-2 bulan sekali dengan urea dan TSP masing-masing 5 gram per tanaman ditugalkan (disebar mengelilingi) di sekitar tanaman.
Penyiangan : waktu penyiangan tergantung pada pertumbuhan gulma.
Pengairan : satu minggu sekali (bila tidak ada hujan)
Pemberantasan hama dan penyakit : disemprotkan pestisida 2 kali tiap bulan dengan memperhatikan gejala serangan. Fungisida yang digunakan adalah Antracol atau Dithane, sedangkan insektisida adalah Supracide atau Decis. Bersama dengan ini dapat pula diberikan pupuk daun, ditambah perekat Agristic.

PEMINDAHAN BIBIT

Bibit okulasi grafting (penempelan dan sambungan) dapat dipindahkan ke lapang pada umur minimal 6 bulan setelah okulasi, dipotong hingga tingginya 80-100 cm dan daunnya dirompes.

PENGOLAHAN MEDIA TANAM

PERSIAPAN

Persiapan yang diperlukan adalah persiapan pengolahan tanah dan pelaksanaan survai. Tujuannya untuk mengetahui jenis tanaman, kemiringan tanah, keadaan tanah, menentukan kebutuhan tenaga kerja, bahan paralatan dan biaya yang diperlukan.

PEMBUKAAN LAHAN

Tanah diolah dengan cara mencangkul tanah sekaligus membersihkan sisa-sisa tanaman yang masih tertinggal

PEMBENTUKAN BEDENGAN
Pada tanaman apel bedeng hampir tidak diperlukan, tetapi hanya peninggian alur penanaman.

PENGAPURAN
Pengapuran bertujuan untuk menjaga keseimbangan pH tanah. Pengapuran hanya dilakukan apabila ph tanah kurang dari 6.

PEMUPUKAN
Pupuk yang diberikan pada pengolahan lahan adalah Pupuk kandang sebanyak 20 kg per lubang tanam yang dicampur merata dengan tanah, setelah itu dibiarkan selama 2 minggu.

TEKNIK PENANAMAN

PENENTUAN POLA TANAM

Tanaman apel dapat dibudidaya di sistem monokultur atau intercroping. Intercroping hanya dapat dilakukan jika tanah tersebut tidak tercakup editorial daun atau sebelum 2 tahun. Tapi pada saat ini, setelah beberapa penelitian intercroping tanaman apel dapat dilakukan dengan tanaman yang berhabitat rendah, seperti paprika, bawang dan lain-lain.

Tanaman apel tidak bisa ditanam pada jarak yang terlalu ketat karena akan menjadi sangat tebal yang akan menyebabkan kelembaban tinggi, kurangnya sirkulasi udara, sinar matahari pertumbuhan terhambat dan meningkatkan penyakit.

Jarak ideal untuk tumbuh varietas apel yang menggantung. Untuk varietas Manalagi dan Price Moble adalah 3-3,5 x 3,5 m, sedangkan varietas Roma Kecantikan dan Anna dapat lebih pendek, yaitu 2-3 x 2,5-3 m.

Pembuatan Lubang Taman

Ukuran lubang tanam antara 50 x 50 x 50 cm sampai 1 x 1 x 1 m. Tanah atas dan tanah bawah dipisahkan, masing-masing dicampur pupuk kandang sekurangkurangnya 20 kg. Setelah itu tanah dibiarkan selama ± 2 minggu, dan menjelang tanam tanah galian dikembalikan sesuai asalnya.

CARA PENANAMAN

Penanaman apel dilakukan baik pada musim penghujan atau kemarau (di sawah). Untuk lahan tegal dianjurkan pada musim hujan.

Cara penanaman bibit apel adalah sebagai berikut :

Masukan tanah bagian bawah bibit kedalam lubang tanam.
Masukan bibit ditengah lubang sambil diatar perakarannya agar menyebar.
Masukan tanah bagian atas dalam lubang sampai sebatas akar dan ditambah tanah galian lubang.
Bila semua tanah telah masuk, tanah ditekan-tekan secara perlahan dengan tangan agar bibit tertanam kuat dan lurus. Untuk menahan angin, bibit dapat ditahan pada ajir dengan ikatan longgar.
PEMELIHARAAN TANAMAN

Penjarangan dan Penyulaman Penjarangan tanaman tidak dilakukan, sedangkan penyulaman dilakukan pada tanaman yang mati atau dimatikan kerena tidak menghasilkan dengan cara menanam tanaman baru menggantikan tanaman lama. Penyulaman sebaiknya dilakukan pada musim penghujan.

PENYIANGAN

Penyiangan dilakukan hanya bila disekitar tanaman induk terdapat banyak gulma yang dianggap dapat mengganggu tanaman. Pada kebun yang ditanami apel dengan jarak tanam yang rapat (± 3×3 m), peniangan hampir tidak perlu dilakukan karena tajuk daun menutupi permukaan tanah sehingga rumput-rumput tidak dapat tumbuh.

PEMBUBUNAN

Penyiangan biasanya diikuti dengan pembubunan tanah. Pembubunan dimaksudkan untuk meninggikan kembali tanah disekitar tanaman agar tidak tergenang air dan juga untuk menggemburkan tanah. Pembubunan biasanya dilakukan setelah panen atau bersamaan dengan pemupukan.

PEREMPALAN/PEMANGKASAN

Bagian yang perlu dipangkas adalah bibit yang baru ditanam setinggi 80 cm, tunas yang tumbuh di bawah 60 cm, tunas-tunas ujung beberapa ruas dari pucuk, 4-6 mata dan bekas tangkai buah, knop yang tidak subur, cabang yang berpenyakit dan tidak produkrif, cabang yang menyulitkan pelengkungan, ranting atau daun yang menutupi buah. Pemangkasan dilakukan sejak umur 3 bulan sampai didapat bentuk yang diinginkan(4-5 tahun).

PEMUPUKAN

Ada dua masa pemupukan: 

a) Pada musim hujan/tanah sawah

Bersamaan rompes daun (< 3 minggu). NPK (15-15-15) 1-2 kg/pohon atau campuran Urea, TSP, KCl/ZK ± 3 kg/pohon (4:2:1).
Melihat situasi buah, yaitu bila buah lebat (2,5-3 bulan setelah rompes. NPK (15-15-15) 1 kg/pohon atau campuran Urea, TSP dan KCl/ZK ± 1 kg/pohon (1:2:1).
MUSIM KEMARAU/TANAH TEGAL

Bersamaan rompes tidak diberi pupuk (tidak ada air).
2-3 bulan setelah rompes (ada hujan). NPK (15-15-15) 1-2 kg/pohon atau campuran Urea, TSP, dan KCl/ZK ± 3 kg/pohon (4:2:1).
Pupuk disebar di sekitar tanaman sedalam ± 20 cm sejauh lebar daun yang jatuh, kemudian ditutup dengan tanah dan disiram. Pupuk kandang yang cukup untuk diberikan sekali setahun (2 x panen) 1-2 Pikul setiap pohon pada musim kemarau setelah panen.

Untuk mendorong pertumbuhan harus diberikan pupuk daun dan pengatur pertumbuhan tanaman pada 5-7 hari sampai bunga setelah rompes (Gandasil B 1 gram / liter) + Atonik / Cepha 1 cc / liter diselingi dengan Metalik-multi Mikro dan 5-7 hari sampai panen (2,5 bulan) dari rompes Gandasil D (1 gram / liter). Selain itu, perlu untuk menggunakan pengatur tumbuh Dormex sekali setahun setelah rompes (tidak sampai 10 hari setelah rompes) sebanyak 2600 liter larutan dengan dosis 3 liter / 200 literair. Irigasi dan Pengairan

Untuk pertumbuhan, tanaman apel membutuhkan air yang cukup sepanjang musim. Pada musim hujan, masalah kekurangan air tidak ada, tetapi harus dipertimbangkan untuk tidak menanam terendam air. Krena itu perlu drainase yang baik. Sedangkan pada masalah kekurangan air musim kemarau yang harus diatasi oleh menyiram tanaman minimal 2 minggu dengan cara dikocor.

WAKTU PENYEMPROTAN PESTISIDA

Untuk pencegahan penyakit, penyemprotan dilakukan sebelum tanaman terserang hama atau secara teratur 1-2 minggu dengan dosis ringan. Untuk pencegahan, penyemprotan dilakukan sedini mungkin dengan dosis tepat, sehingga hama dapat segera ditangani. Penyemprotan harus dilakukan pada pagi atau sore hari.

Jenis dan dosis pestisida yang digunakan dalam pengelolaan hama bervariasi tergantung pada hama yang dikendalikan dan tingkat populasi hama.

PEMELIHARAAN LAIN

PEROMPESAN

Perompesan dilakukan untuk mematahkan masa dorman didaerah sedang. Di darah tropis perompesan dilakukan untuk menggantikan musim gugur di daerah iklim sedang baik secara manual oleh manusia (dengan tangan) 10 hari setelah panen maupun dengan menyemprotkan bahan kimia seperti Urea 10%+Ethrel 5000 ppm 1 minggu setelah panen 2 kali dengan selang satu minggu).

PELENGKUNGAN CABANG

Setelah dirompes dilakukan pelengkungan cabang untuk meratakan tunas lateral dengan cara menarik ujung cabang dengan tali dan diikatkan ke bawah. Tunas lateral yang rata akan memacu pertumbuhan tunas yang berarti mamacu terbentuknya buah.

PENJARANGAN BUAH

Penjarangan dilakukan untuk meningkatkan kualitas buah yaitu besar seragam, kulit baik, dan sehat, dilakukan dengan membuang buah yang tidak normal (terserang hama penyakit atau kecil-kecil). Untuk memdapatkan buah yang baik satu tunas hendaknya berisi 3-5 buah.

PEMBELONGSONGAN BUAH
Dilakukan 3 bulan sebelum panen dengan menggunakan kertas minyak berwarna putih sampai keabu-abuan/kecoklat-cokltan yang bawahnya berlubang. Tujuan buah terhindar dari serangan burung dan kelelawar dan menjaga warna buah mulus.

PERBAIKAN KUALITAS WARNA BUAH
Peningkatan warna buah dapat dilakukan dengan bahan kimia Ethrel, Paklobutrazol, 2,4 D baik secara tunggal maupun kombinasi.

PANEN

CIRI DAN UMUR PANEN

Pada umumnya buah apel dapat dipanen pada umur 4-5 bulan setelah bunga mekar, tergantung pada varietas dan iklim. Rome Beauty dapat dipetik pada umur sekitar120-141 hari dari bunga mekar, Manalagi dapat dipanen pada umur 114 hari setelah bunga mekar dan Anna sekitar 100 hari. Tetapi, pada musim hujan dan tempat lebih tinggi, umur buah lebih panjang.

Pemanenan paling baik dilakukan pada saat tanaman mencapai tingkat masak fisiologis (ripening), yaitu tingkat dimana buah mempunyai kemampuan untuk menjadi masak normal setelah dipanen. Ciri masak fisiologis buah adalah: ukuran buah terlihat maksimal, aroma mulai terasa, warna buah tampak cerah segar dan bila ditekan terasa kres.

Cara Panen
Pemetikan apel dilakukan dengan cara memetik buah dengan tangan secara serempak untuk setiap kebun.

Periode Panen
Periode panen apel adalah enam bulan sekali berdasarkan siklus pemeliharaan yang telah dilakukan.

Perkiraan Produksi
Produksi buah apel sangat tergantung dengan varietas, secara umum produksi apel adalah 6-15 kg/pohon.


Cara budidaya apel


Sumber : .ruangtani.com

Cara menanam buah delima

Menyiapkan Bibit Buah Delima

Cara mengembangbiakan Buah Delima dapat dilakukan melalui Biji buah delima, Cangkok atau stek batang, dan tunas. Untuk menghasilkan pohon buah delima yang cepat berbuah, maka sebaiknya gunakan cara cangkok batang. Lakukan cara mencangkok yang benar seperti cara mencangkok pohon srikaya atau pohon buah lainnya. Jika anda tidak ingin repot, anda dapat membeli bibit pohon buah delima cangkokan di kios-kios penjual bibit tanaman di dekat tempat tinggal anda.

Untuk menyiapkan bibit tanaman buah delima dari biji, maka perlu menyiapkan media semai terlebih dahulu. Lakukan penyemaian seperti cara melakukan penanaman buah tin. Setelah itu lakukan beberapa langkah berikut:
Pilih buah delima yang sudah sangat tua, belah dan ambil bijinya.
Jemur biji buah delima selama 1 hari di terik matahari, angkat dan letakkan di tempat teduh.
Biarkan selama 1 malam sebelum dilakukan penyemaian.
Sebelum disemai, rendam terlebih dahulu biji buah delima dengan air hangat selama 4 jam (jangan kepanasan).
Setelah itu tiriskan, setelah airnya tidak menetes kembali, lakukan penyemaian di lahan semai yang telah disiapkan.
Lakukan penyiraman setiap pagi dan sore hari, sampai bibit buah delima tumbuh dan siap dipindah ke lahan tanam permanen

Menyiapkan Lahan Tanam

Buah delima sangat menyukai lahan tanam yang gembur dan subur serta tidak tergenang air. Jika anda ingin membudidayakan pohon Buah delima di kebun atau lahan perkarangan rumah anda, maka perlu mempersiapkan lokasi tanam yang tidak tergenang air dan memiliki tekstur tanah yang gembur.

Gali lubang dengan ukuran 50cm x 50 cm dengan kedalaman 50cm, isi lubang dengan pupuk kandang sampai 2/3 bagian terisi. Jika anda ingin menanam Buah delima lebihd ari 1 batang, maka buatlah lubang dengan ukuran yang sama pada jarak 5 meter dari lubang sebelumnya, isi juga dengan pupuk kandang. Diamkan lubang selama 3 minggu sebelum ditanami sambil menunggu bibit siap dipindahkan.

Jika buah delima akan dibudidayakan di dalam pot sebagai tanaman buah dalam pot (tabulampot) maka siapkan pot dengan ukuran besar, isi pot dengan campuran tanah gembur dengan pupuk kandang.

Menanam Bibit Buah Delima

Setelah bibit hasil semaian siap dipindahkan (tinggi bibit sekitar 20cm), maka lakukan pemindahan bibit dengan mencabutnya. Pencabutan harus dilakukan dengan mengikutsertakan tanah semaiannya.Cabut dengan menggunakan bantuan pisau untuk menggali tanahnya agar tidak pecah.

Setelah itu, tanamlah bibit ke lubang tanam atau pot yang telah disediakan, lakukan penyiraman setelah penanaman selesai dilakukan.

Merawat Tanaman Buah Delima

Perawatan pohon buah delima agar menghasilkan pohon yang subur dan cepat berbuah dapat dilakuakan dengan memangkas cabang-cabang yang terlalu banyak agar nutrisi makanan yang diserap digunakan untuk berbunga.

Lakukan pemupukan ulang pada saat umur tanaman buah delima sekitar 6bulan setelah penanaman, lakukan penyiraman secara rutin terutama pada musim kemarau.

Memanen Buah Delima

Buah delima yang sudah matang akan menguning pada pangkal buahnya, pemanenan dapat dilakukan dengan menggunting atau memotong tangkai buahnya. Buah delima dapat dinikmati dalam kondisi segar atau dijadikan sebagai minuman.

Cara menanam buah delima


Sumber : bijibersemi.com

Cara budidaya kacang hijau yang baik dan benar

Persiapan Lahan Budidaya

Langkah awal dalam budidaya kacang hijau adalah mempersiapkan media tanamnya. Kacang hijau termasuk tanaman yang budidayanya memiliki kriteria tanah tersendiri. Jenis tanah terbaik untuk budidaya kacang hijau adalah jenis tanah lempung berliat yang memiliki banyak kandungan unsur organik didalamnya serta memiliki sistem drainase yang baik. Tingkat keasaman pH harus berkisar 6,5-7,0.

Budidaya kacang hijau dapat dilakukan pada bekas lahan yang ditanami padi namun dengan persyaratan kacang hijau sudah harus ditanam setelah 5 hari tanaman padi atau jagung dipanen. Namun untuk anda yang tidak memiliki lahan bekas padi atau jagung, pengolahan tanah diwajibkan. Pengolahan tanah untuk budidaya kedelai dapat dilakukukan dengan cara membajak lahan dengan cara mencangkulnya. Berikan pupuk kandang sebagai pupuk dasar dalam budidaya kedelai. Biarkan lahan tanpa perlakuan apapun selama seminggu agar tanah dapat tercampur sempurna dengan pupuk kandang.

Langkah selanjutnya adalah buatlah bedengan dengan lebar 1 m tinggi 0,5 m dan jarak antar bedengan adalah 150cm sedangkan untuk panjan dapat menyesuaikan luas lahan. Selanjutnya buat lubang tanam 20 x 20 cm. Kacang hijau ditanam dengan cara tugal maka pada buatlah 3 buah lubang tanam, satu lubang untuk benih dan dua lainnya untuk pupuk.
Baca Juga: budidaya kedelai

Persemaian Benih
Persemaian benih kacang hijau dilakukan dengan cara membasahi benih kacang hijau dengan air lalu dikeringkan dan didiamkan hingga paling lama satu hari hingga benih kacang hijau timbul kecambah.

Penanaman Bibit Kacang Hijau

Setelah benih yang disemai telah berkecambah maka langkah selanjutnya yang harus dilakukan adalah menanam bibit tersebut pada lubang tanam. Masukkan 2-3 bibit kedalam 1 lubang tanam lalu tutup kembali bibit dengan tanah tipis. Selanjutnya masukkan pupuk pada dua lubang lainnya dan tutup kembali dengan tanah. Siram lubang tanam dengan air secukupnya agar tanah lembab.

Perawatan Budidaya :

Penyiraman

Pentiraman dilakukan dengan melihat kondisi cuaca. Apabila cuaca panas ketika musim kemarau maka kacang hijau harus disiram palin tidak 2 kali sehar pagi dan sore. Sedangkan bila terjadi hujan penyiraman dapat melihat kondisi lahan terlebih dahulu, apabila hujan terjadi cukup lama dan membuat tanaman basah sekali maka penyiraman tidak perlu dilakukan pada hari tersebut.

Penyulaman

Penyulaman bertujuan untuk mengganti bibit kacang hijau yang mati atau gagal tumbuh. Penyulaman dapat dilakukan ketika tanaman telah berumur 2 minggu, perhatikan dengan jeli kondisi tanaman yang gagal tumbuh atau perkecambahannya layu. Setelah itu cabut tanaman tersebut dan diganti dengan bibit yang baru.

Penyiangan Gulma

Penyiangan dapat dilakukan satu sampai 2 minggu sekali. Penyiangan pertama dilakukan bersamaan dengan proses penyulaman agar lebih efektif. Jaga gulma agar tidak tumbuh disekitar area pertanaman. Apabila gulma tumbuh secara berlebihan maka yang akan terjadi tanaman kacang hijau tidak mendapat pasokan unsur hara yang cukup. Maka dari itu penyiangan harus dilakukan dengan baik dan tepat waktu.

Pemupukan

Pemupukan susulan dilakukan ketika tanaman kacang hijau berumur 30 hari ketika tanaman sudah mulai berbunga. Pupuk yang digunakan adalah pupuk Urea 60 kg/ha, TSP 100 kg/ha dan KCL 50 kg/ha. Pemupukan sendiri dilakukan dengan memasukkan pupuk pada lubang pupuk yang telah disiapkan ketika proses persiapan lahan. Masukkan bibit kelubang tersebut dan tutup kebali dengan tanah.

Pemanenan Kacang Hijau

Panen kedelai dapat dilakukan ketika tanaman telah berumur 3-4 bulan. kacang hijau yang sudah siap dipanen adalah kacang hijau yang polongnya sudah mulai mengering dan mudah pecah. Pemanenan kacang hijau dapat dilakukan setiap hari yaitu pada pagi hari. cara pemanenan sendiri dapat dilakukan hanya dengan memetik polong kacang hijau.
Setelah polong kacang hijau dipetik lalu dijemur selama 5-6 jam pada matahari terik apabila polong telah benar-benar mengering lalu pukul-pukul polong dengan kayu agar biji  dapat keluar. Selanjutnya biji yang telah keluar dimasukkan kedalam karung dan siap dipasarkan.


Cara budidaya kacang hijau yang baik dan benar



Sumber : seputarpertanianoke.blogspot.co.id

Cara menanam tomat yang baik


SYARAT TUMBUH TANAMAN TOMAT

PELAKSANAAN TEKNIS BUDIDAYA TOMAT

Cara menanam tomat yang baik



Tanaman tomat memerlukan curah hujan antara 100-220 mm/hujan dengan ketinggian tempat optimal 100-1000 mdpl. Intensitas sinar matahari berkisar antara 10-12 jam per hari. Suhu optimal pertumbuhan tanaman tomat berkisar 25-30°C, sedangkan proses pembungaan membutuhkan suhu malam hari 15-20°C. Air sangat dibutuhkan oleh tanaman tomat karena 90% kandungan tomat terdiri dari air. Lokasi penanaman tomat sebaiknya bukan bekas lahan tanaman tomat atau tanaman sefamili. Minimal sudah diberakan selama 2 tahun agar diperoleh hasil optimal.
Pengukuran pH tanah diperlukan untuk menentukan jumlah pemberian kapur pertanian pada tanah masam atau pH rendah (di bawah 6,5). Pengukuran bisa menggunakan kertas lakmus, pH meter, atau cairan pH tester. Pengambilan titik sampel bisa dilakukan secara zigzag.

Persiapan Lahan Budidaya Tomat

Persiapan lahan budidaya tomat meliputi pembajakan dan penggaruan tanah, Pembuatan bedengan kasar selebar 110-120 cm, tinggi 40-70 cm dan lebar parit 50-70 cm, pemberian kapur pertanian sebanyak 200 kg/rol mulsa PHP (Plastik Hitam Perak) untuk tanah dengan pH di bawah 6,5, pemberian pupuk kandang fermentasi sebanyak 40 ton/ha dan pupuk NPK 15-15-15 sebanyak 150 kg/rol mulsa PHP, kemudian dilakukan pengadukan/pencacakan bedengan agar pupuk yang sudah diberikan bercampur dengan tanah, persiapan selanjutnya pemasangan mulsa PHP, pembuatan lubang tanam dengan jarak tanam ideal untuk musim kemarau 60 cm x 60 cm sedangkan musim penghujan bisa diperlebar 70 cm x 70 cm, kemudian dilakukan pemasangan ajir. Pemasangan ajir dianjurkan dengan sistem ajir tegak supaya kelembaban tanaman tomat terjaga, masing2 ajir dihubungkan gelagar. Agar serangkaian ajir tersebut menjadi kuat, ajir paling pinggir dan setiap 4 ajir dipasang ajir penguat membentuk sudut ± 45°.

Persiapan Pembibitan dan Penanaman Budidaya Tomat

Persiapan pembibitan budidaya tomat membutuhkan rumah atau sungkup pembibitan untuk melindungi bibit muda. Kemudian menyediakan media semai dengan komposisi 20 liter tanah, 10 liter pupuk kandang, dan 150 g NPK halus. Media campuran dimasukkan ke dalam polibag semai. Sebelum melakukan penyemaian benih, sebaiknya benih direndam dalam larutan fungisida sistemik berbahan aktif simokanil atau metalaksil dengan dosis ½ dosis terendah yang dianjurkan pada kemasan selama ± 6 jam, baru kemudian benih disemai di media. Untuk mempercepat perkecambahan benih permukaan media ditutup kain goni (bisa menggunakan mulsa PHP), dijaga dalam keadaan lembab.

Pembukaan penutup permukaan media semai dilakukan apabila benih sudah berkecambah, baru kemudian benih disungkup menggunakan plastik transparan. Pembukaan sungkup dimulai jam 07.00 - 09.00, dibuka lagi jam 15.00-17.00. Umur 5 hari menjelang tanam sungkup harus dibuka secara penuh untuk penguatan tanaman. Penyiraman jangan terlalu basah, dilakukan setiap pagi. Penyemprotan fungisida berbahan aktif simoksanil dan insektisida berbahan aktif imidakloprid dilakukan umur 10 hss (hari setelah semai) dengan dosis ½ dosis terendah. Bibit berdaun sejati 4 helai siap dipindah tanam ke lahan.

PEMELIHARAAN TANAMAN PADA BUDIDAYA TOMAT

Penyulaman Budidaya Tomat
Penyulaman budidaya tomat dilakukan sampai umur tanaman tomat 2 minggu. Tanaman tomat yang sudah terlalu tua apabila masih terus disulam mengakibatkan pertumbuhan tidak seragam. Berpengaruh terhadap pengendalian hama penyakit.

Perempelan dan Pengikatan Tanaman Pada Budidaya Tomat

Perempelan tunas samping tanaman tomat dilakukan sampai pembentukan cabang, baik cabang utama, cabang kedua, ketiga dan seterusnya di atas cabang utama. Jadi, di atas cabang utama, cabang dipelihara adalah cabang-cabang produktif. Perempelan tunas samping dilakukan pada semua tunas yang keluar di ketiak daun, baik di bawah cabang utama maupun di bawah cabang-cabang produktif. Perempelan tunas di bawah cabang utama bertujuan memacu pertumbuhan vegetatif tanaman agar tanaman tomat tumbuh kekar, disamping itu juga menjaga kelembaban tanaman tomat saat tanaman sudah dewasa, sedangkan perempelan tunas di bawah cabang-cabang produktif bertujuan menjaga kelembaban tanaman tomat dan mengoptimalkan produksi.
Perempelan daun tanaman tomat di bawah cabang utama dilakukan saat tajuk tanaman tomat telah menutupi seluruh daun bagian bawah, saat ini daun sudah tidak berfungsi secara optimal, justru sangat disenangi hama penyakit tanaman. Perempelan daun juga dilakukan bagi daun tua/terserang penyakit.

Sanitasi Lahan dan Pengairan Pada Budidaya Tomat

Sanitasi lahan pada budidaya tomat meliputi : pengendalian gulma/rumput, pengendalian air saat musim hujan sehingga tidak muncul genangan, pemangkasan daun serta pencabutan tanaman tomat terserang hama penyakit.
Pengairan diberikan secara terukur, dengan penggenangan atau pengeleban seminggu sekali jika tidak turun hujan. Penggenangan jangan terlalu tinggi, batas penggenangan hanya 1/3 dari tinggi bedengan.

Pemupukan Susulan Pada Budidaya Tomat

Pupuk akar diberikan dengan cara pengocoran pada umur 15 hst, 25 hst dan 35 hst dengan dosis 3kg NPK 15-15-15 dilarutkan dalam 200lt air, untuk 1000 tanaman, tiap tanaman tomat diberikan 200ml.
Pupuk daun kandungan Nitrogen tinggi diberikan pada umur 7 hst dan 24 hst, sedangkan pupuk daun kandungan Phospat, kalium dan mikro tinggi diberikan umur 20 hst, 30 hst dan 45 hst. Dosis/konsentrasi penyemprotan sesuai petunjuk pada kemasan.

PENGENDALIAN HAMA DAN PENYAKIT PADA TANAMAN TOMAT

HAMA TANAMAN TOMAT

1. Ulat Tanah

Ulat tanah tanaman tomat adalah Agrotis ipsilon. Hama jenis ini menyerang tanaman tomat di malam hari, sedangkan siang harinya bersembunyi di dalam tanah atau di balik mulsa PHP. Ulat tanah menyerang batang tanaman muda dengan cara memotongnya, sehingga sering dinamakan ulat pemotong. Cara pengendaliannya dengan pemberian insektisida berbahan aktif karbofuran sebanyak 1gram pada lubang tanam.

2. Ulat Grayak

Ulat grayak tanaman tomat adalah Spodoptera litura. Ulat grayak menyerang daun tanaman tomat bersama-sama dalam jumlah sangat banyak, ulat ini biasanya menyerang di malam hari dengan cara memakan daun dan buah tomat. Gejala pada daun berupa bercak-bercak putih berlubang, sedangkan buahnya ditandai adanya lubang tidak beraturan di setiap permukaan buah. Pengendalian kimiawi menggunakan insektisida berbahan aktif sipermetrin, deltametrin, profenofos, klorpirifos, metomil, kartophidroklorida, atau dimehipo. Dosis/konsentrasi sesuai petunjuk pada kemasan.

3. Ulat Buah

Ulat buah tanaman tomat adalah Heliotis armigera. Bagian tubuh hama ini diselimuti kutil. Ulat menyerang tanaman tomat dengan cara mengebor buah sambil memakannya sehingga buah terserang berlubang. Pengendalian kimiawi menggunakan insektisida berbahan aktif sipermetrin, deltametrin, profenofos, klorpirifos, metomil, kartophidroklorida, atau dimehipo. Dosis/konsentrasi sesuai petunjuk pada kemasan.

4. Kutu Daun

Kutu daun tanaman tomat adalah Myzus persiceae. Kutu mengisap cairan tanaman tomat terutama daun muda, kotorannya berasa manis sehingga menggundang semut. Serangan parah menyebabkan daun mengalami klorosis (kuning), menggulung dan mengeriting, akhirnya tanaman tomat menjadi kerdil. Pengendalian kimiawi menggunakan insektisida berbahan aktif abamektin, tiametoksam, imidakloprid, asetamiprid, klorfenapir, sipermetrin, atau lamdasihalotrin. Dosis sesuai petunjuk pada kemasan.

5. Kutu Kebul

Kutu kebul tanaman tomat adalah Bemisia tabaci. Hama berwarna putih, bersayap dan tubuhnya diselimuti serbuk putih seperti lilin. Kutu kebul menyerang dan menghisap cairan sel daun tanaman tomat sehingga sel-sel dan jaringan daun rusak. Pengendalian kimiawi menggunakan insektisida berbahan aktif abamektin, tiametoksam, imidakloprid, asetamiprid, klorfenapir, sipermetrin, atau lamdasihalotrin. Dosis sesuai petunjuk pada kemasan.

6. Lalat Buah

Lalat buah tanaman tomat adalah Dacus dorsalis. Lalat betina dewasa menyerang buah tomat dengan cara menyuntikkan telurnya ke dalam buah tomat, kemudian telur berubah menjadi larva, telur-telur ini akhirnya menggerogoti buah tomat sehingga buah tomat menjadi busuk. Pengendalian lalat buah dapat menggunakan perangkap lalat (sexpheromone), caranya : metil eugenol dimasukkan botol aqua yang diikatkan pada bambu dengan posisi horisontal, atau dapat pula menggunakan buah-buahan yang aromanya disukai lalat (misal nangka, timun) kemudian dicampur insektisida berbahan aktif metomil. Selain itu, dapat dilakukan penyemprotan menggunakan insektisida berbahan aktif sipermetrin, deltametrin, profenofos, klorpirifos, metomil, kartophidroklorida, atau dimehipo. Dosis sesuai petunjuk pada kemasan.

7. Nematoda

Nematoda tanaman tomat adalah Meloidogyne incognita. Serangan nematoda ditandai adanya bintil-bintil pada akar. Nematoda merupakan cacing tanah berukuran sangat kecil, hama ini merupakan cacing parasit penyerang bagian akar tanaman tomat. Bekas gigitan cacing akhirnya menyebabkan serangan sekunder, seperti layu bakteri, layu fusarium, busuk phytopthora atau cendawan lain penyerang akar. Pengendalian kimiawi menggunakan insektisida berbahan aktif karbofuran sebanyak 1gram pada lubang tanam.

PENYAKIT TANAMAN TOMAT

1. Rebah Semai

Rebah semai tanaman tomat adalah Pythium debarianum. Rebah semai biasa menyerang tanaman tomat pada fase pembibitan dan tanaman muda setelah pindah tanam. Pengendalian kimiawi menggunakan fungisida sistemik berbahan aktif propamokarb hidroklorida, simoksanil, kasugamisin, asam fosfit, atau dimetomorf. Dosis ½ dosis terendah yang tertera pada kemasan.

2. Layu Bakteri

Bakteri penyebab layu tanaman tomat adalah Pseudomonas sp. Penyakit ini sering menggagalkan tanaman, tanaman tomat terserang mengalami kelayuan daun, diawali dari daun-daun muda. Upaya pengendalian antara lain dengan meningkatkan pH tanah, memusnahkan tanaman tomat terserang, melakukan penggiliran tanaman serta penyemprotan kimiawi menggunakan bakterisida dari golongan antibiotik dengan bahan aktif kasugamisin, streptomisin sulfat, asam oksolinik, validamisin, atau oksitetrasiklin. Dosis/konsentrasi sesuai pada kemasan. Sebagai pencegahan, secara biologi berikan trichoderma pada saat persiapan lahan, umur 20hst dan 35 hst dilakukan pengocoran menggunakan pestisida organik pada tanah, contoh wonderfat dengan dosis sesuai anjuran pada kemasan.

3. Layu Fusarium

Cendawan penyebab layu tanaman tomat adalah Fusarium oxysporum. Tanaman tomat terserang mengalami kelayuan dimulai daun-daun tua, kemudian menyebar ke daun-daun muda dan menguning. Upaya pengendaliannya dengan meningkatkan pH tanah, memusnahkan tanaman tomat terserang, melakukan penggiliran tanaman serta penyemprotan secara kimiawi menggunakan fungisida berbahan aktif benomil, metalaksil atau propamokarb hidroklorida. Dosis/konsentrasi sesuai pada kemasan. Sebagai pencegahan, secara biologi berikan trichoderma pada saat persiapan lahan, umur 20hst dan 35 hst dilakukan pengocoran dengan pestisida organik pada tanah, contoh wonderfat dengan dosis sesuai anjuran pada kemasan.

4. Busuk Phytopthora

Penyakit busuk tanaman tomat adalah Phytopthora infestans. Penyakit ini dapat menggagalkan budidaya tomat karena menyerang semua bagian tanaman. Batang terserang ditandai bercak coklat kehitaman dan kebasah-basahan. Serangan serius menyebabkan tanaman tomat layu. Daun tomat terserang seperti tersiram air panas. Buah terserang ditandai bercak kebasah-basahan yang menjadi coklat kehitaman dan lunak. Pengendalian kimiawi menggunakan fungisida sistemik, contoh bahan aktif yang bisa digunakan adalah metalaksil, propamokarb hidrokloroda, simoksanil atau dimetomorf dan fungisida kontak, contoh bahan aktif yang bisa digunakan adalah tembaga, mankozeb, propineb, ziram, atau tiram. Dosis/konsentrasi sesuai petunjuk pada kemasan.

5. Bercak Bakteri

Bercak bakteri tanaman tomat adalah bakteri Xanthomonas vesicatoria, berkembang pesat terutama pada musim hujan. Serangan ditandai adanya bercak berwarna gelap mengkilap. Pengendalian kimiawi menggunakan bakterisida dari golongan antibiotik dengan bahan aktif kasugamisin, streptomisin sulfat, asam oksolinik, validamisin, atau oksitetrasiklin, atau dari golongan anorganik seperti tembaga. Dosis/konsentrasi sesuai pada kemasan.


6. Bercak Daun Septoria

Penyakit ini disebabkan oleh serangan cendawan Septoria lycopersici. Cendawan menyerang semua fase pertumbuhan. Gejala serangan berupa bercak-bercak berwarna coklat yang akhirnya berubah keabu-abuan pada permukaan daun bagian bawah, tepi daun berwarna hitam. Pengendalian kimiawi menggunakan fungisida sistemik, contoh bahan aktif yang bisa digunakan adalah benomil, metil tiofanat, karbendazim, difenokonazol, atau tebukonazol, dan fungisida kontak berbahan aktif klorotalonil, azoksistrobin, atau mankozeb. Dosis/konsentrasi sesuai pada kemasan.

7. Lunak Bakteri

Penyakit ini disebabkan oleh serangan bakteri Erwinia carotovora. Serangan pada daun ditandai adanya bercak berair disertai perubahan warna daun menjadi kecoklatan, terutama daun segar, serangan pada batang menyebabkan tanaman tomat roboh. Pengendalian kimiawi menggunakan bakterisida dari golongan antibiotik dengan bahan aktif kasugamisin, streptomisin sulfat, asam oksolinik, validamisin, atau oksitetrasiklin, atau dari golongan anorganik seperti tembaga. Dosis/konsentrasi sesuai pada kemasan.

8. Virus

Virus merupakan penyakit yang paling banyak menggagalkan budidaya tomat. Virus tanaman tomat diantaranya ToMV, PVX, TMV dan CMV. Virus merupakan penyakit yang sangat berpotensi menimbulkan kegagalan terutama pada musim kemarau. Gejala serangan umumnya ditandai pertumbuhan tanaman tomat mengerdil, daun mengeriting dan terdapat bercak kuning kebasah-basahan. Penyakit virus sampai saat ini belum ditemukan penangkalnya. Penyakit virus ditularkan dari satu tanaman ke tanaman lain melalui vektor atau penular. Beberapa hama yang sangat berpotensi menjadi penular virus diantaranya thrips, kutu daun, kutu kebul, dan tungau. Manusia dapat juga berperan sebagai penular virus, baik melalui alat-alat pertanian maupun tangan terutama saat perempelan.

Beberapa upaya penanganan virus antara lain : membersihkan gulma (gulma berpotensi menjadi inang virus), mengendalikan hama/serangga penular virus, memusnahkan tanaman tomat terserang virus, kebersihan alat dan memberi pemahaman kepada tenaga kerja agar tidak ceroboh saat melakukan penanganan terhadap tanaman tomat.

Strategi Pengendalian Hama dan Penyakit Pada Budidaya Tomat

Pengendalian hama ulat tanah dan nematoda dilakukan secara bersamaan cukup satu kali pemberian insektisida, yaitu 1gram per lubang tanam.
Pengendalian hama ulat grayak, ulat buah, kutu daun, kutu kebul, lalat buah dan penyakit menggunakan pestisida harus dilakukan berseling atau penggantian bahan aktif yang tertera di atas setiap melakukan penyemprotan (jangan menggunakan bahan aktif yang sama secara berturut-turut).

PANEN Tomat tipe determinite dapat dipanen pada umur 65 hst dan tipe indeterminate umur 75 hst. Buah 25% masak siap untuk dipanen.

Tahap Penanaman

Tahap selanjutnya dalam tips cara menanam tomat yang baik adalah penanaman. Lakukan tahap ini dengan cara mengambil bibit yang telah disemaikan lengkap dengan akar dan tanahnya kemudian tanam di dalam media. Usahakan agar menanamnya agar dalam supaya tanaman tomat tidak gampang roboh. Setelah di tanam, siram tomat dengan menggunakan air yang telah dicampur pupuk urea. Anda tidak perlu mencampurkan terlalu banyak pupuk. Cukup dengan 1/2 liter air yang dicampurkan dengan 1/2 sendok teh urea untuk setiap tanamannya.

Pada saat menanam pastikan agar tanaman tomat diberikan jarang yang cukup lebar agar mereka tumbuh maksimal. Jarank yang disarankan adalah 30x30cm. Untuk yang ditanam di polibag Anda tidak perlu risau dengan jarak. Cukup sesuaikan saja sesuai ukuran tanaman.
Untuk minggu-minggu pertama penanaman tomat sebaiknya dihindarkan dari sinar matahari secara langsung terutama pada siang hari.
Tahap Perawatan

Ada 6 bagian penting dalam tahapan ini, yaitu :
Penyiraman : sebaiknya dilakukan 2x sehari atau pada saat media tanam terlihat kering. Jangan terlalu banyak melakukan penyiram karena apabila terdapat air yang tergenang akan menyebabkan timbulnya penyakit.

Pemupukan : cukup berikan 1 sdm pupuk NPK yang ditanam di dalam tanah dengan jarak kurang lebih 10cm dari batang tanaman. Pemberian pupuk dilakukan setiap 2 minggu sekali. Perlu diketahui bawah tanaman tomat lebih membutuhkan unsur P daripada unsur N, jadi sesuaikanlah pupuk yang Anda gunakan.

Pemusnahan gulma : seperti yang kita tahu gulma menyerap nutrisi yang seharusnya diperuntukkan tanaman kita. Cukup dengan menyiangi tanaman-tanaman gulma tersebut atau dengan langkah preventif dengan menambahkan mulsa pada permukaan tanah.
Pemasangan Lanjakan : tanaman tomat boleh dikatakan sangat rapuh dan membutuhkan sandaran/lanjakan agar dapat tumbuh dan berkembang. Karenanya, ketika Tanaman tomat sudah mulai besar, perlu ditambahkan lanjakan untuk menopang tubuhnya.

Pengendalian hama : Hama yang paling sering menyerang tanaman tomat adalah serangga berukuran kecil berwarna putih yang bernama aphid. Aphid menyerang tanaman tomat dengan menghisap nutrisinya sehingga tanaman tombat tumbuh tidak maksimal. Cara penanggulangannya adalah dengan memetik daun yang diserang kemudian membakarnya. Atau jika serangga ini sudah menyerang dengan sangat parah, bisa juga digunakan pestisida. Anda dapat melihat ulasan tentang jenis-jenis penyakit dan hama pada tanaman tomat dengan membaca arikel berikut : (on progress)
Pemotongan Tunas Baru : setelah tanaman tomat mulai berbuah, perlu dilakukan pemotongan tunas baru agar kualitas buah yang dihasilkan menjadi lebih baik.

Tahap Panen

Nah, setelah kerja keras yang telah kita lalui, saat yang paling ditunggu datang yakni Panen Raya. Hal yang perlu diperhatikan ketika memanen, yaitu jika ingin langsung menggunakannya petik buah tomat yang sudah berwarna merah tua. Sedangkan apabila Anda ingin menyimpannya dahulu ada baiknya memilih tomat yang lebih mudah.
Cara menanam tomat yang baik memang gampang-gampang susah. Namun apabila dilaksanakan dengan baik niscaya hasil yang akan kita panen juga akan baik pula.

Sumber : dunia-buah-buahan.blogspot.co.id